Di dunia investasi dikenal adanya istilah window dressing. Namun, sebenarnya apa sih pengertiannya?
Bagi seorang investor pasar modal pemula, memahami istilah window dressing saham adalah hal yang penting untuk dilakukan. Karena beberapa pihak menilai, di musim yang biasanya terjadi di bulan Desember ini merupakan kesempatan untuk meraup keuntungan dari investasi saham.
Harga saham pada saat fenomena ini terjadui biasanya menguat. Dan inilah menjadi celah peluang bagi investor untuk mendapatkan cuan lebih besar.

Pengertian Window Dressing
Mengapa fenomena ini selalu berulang dan bisa menjadi keuntungan untuk investor?
Dikutip dari laman Investopedia, pengertian window dressing adalah sebuah strategi dalam mempercantik portofolio investasi yang dilakukan oleh perusahaan dan juga manajer investasi. Cara ini dilakukan sebelum melakukan presentasi ke para investor atau klien.
Pengertian lain dari window dressing adalah langkah yang dilakukan oleh perusahaan dalam memoles laporan keuangan mereka. Contohnya dengan menunda pembayaran kewajiban atau melakukan berbagai cara agar bisa melaporkan pendapatan lebih cepat dari seharusnya.
Fenomena window dressing ini didorong oleh kenaikan harga saham perusahaan terbuka yang sudah melantai di bursa efek. Dan biasanya terjadi setiap menjelang tutup buku atau di kuartal akhir. So, tidak heran apabila di bulan Desember menjadi bulan yang sangat dinanti oleh para investor. Mereka memiliki harapan agar bisa mendapatkan imbal hasil dari kenaikan sejumlah saham.
Baca juga: Belajar Saham dengan Memahami 27 Istilah dalam Pasar Modal Berikut Ini Yuk!
Kondisi seperti ini menjadi umum dan biasa dihadapi oleh investor saham dan emiten. Window dressing bisa dikatakan sebagai strategi oleh perusahaan untuk menarik investor baru.
Fenomena ini tidak hanya terjadi saat akhir tahun saja, tapi setiap akhir kuartal (per tiga bulan) atau ketika laporan keuangan per kuartal keluar. Tapi, tidak bisa dimungkiri efek yang paling besar memang saat menjelang tutup buku akhir tahun. Tak hanya terasa di bulan Desember saja, efeknya masih bisa dirasakan hingga awal tahun sehingga ada istilah “January effect”.
Fenomena ini bisa menjadi bahan pengetahuan bagi kamu di mana setiap ada penurunan dalam investasi pasti akan diikuti kenaikan sesudahnya.

3 Alasan Window Dressing Dilakukan
Jika ditinjau dari sisi manajer investasi, strategi window dressing ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.
Untuk menutup kerugian investasi yang terjadi
Window dressing memiliki keterkaitan erat dengan January effect di dunia investasi. Seperti yang diketahui, akhir tahun adalah momen terbaik untuk meninjau kembali kinerja portofolio investasi yang dimiliki.
Apabila sebuah portofolio menunjukkan kinerja tidak baik atau tidak memberikan keuntungan di akhir kuartal, maka sebaiknya kamu berpikir lagi untuk mempertahankan atau melepas instrumen investasi tersebut agar tidak terjadi kerugian ke depannya.
Umumnya strategi ini dilanjutkan dengan cara mengakuisisi saham yang berpotensi memberikan imbal hasil dalam jangka pendek. Dengan demikian, kerugian yang dialami oleh investor bisa tertutup dengan imbal hasil yang diperoleh.
Sebagai strategi penghindaran pajak
Selain dengan cara kerja menjual saham yang tidak menguntungkan, para manajer investasi juga biasanya akan menjual rugi beberapa saham sebagai strategi untuk menghindari pajak saat akhir tahun.
Selanjutnya, manajer investasi akan mulai membeli saham baru (biasanya saham blue chip) yang diperkirakan memiliki potensi memberikan keuntungan jangka pendek agar bisa menutup kerugian dari penjualan saham tersebut.
Baca juga: Belajar Jual Beli Saham, Kenali Dulu Setiap Tahapnya!
Untuk meningkatkan performa kinerja dari manajer investasi
Manajer investasi adalah salah satu pihak yang aktif dalam melakukan window dressing terhadap portofolio investasi yang dimiliki oleh para investor.
Performa kinerja dari para manajer investasi umumnya dinilai setelah kuartal terakhir berlalu dan laporan pertanggungjawaban modal investasi sudah diserahkan ke investor. Besar kerugian yang diperoleh dari hasil portofolio investasi akan sangat berpengaruh terhadap penilaian kinerja dari para manajer investasi.
Ringkasnya, semakin banyak kerugian yang dialami oleh para investor dari hasil portofolio investasi, maka semakin buruk juga penilaian akan diberikan investor ke manajer investasi. Itulah mengapa, para manajer investasi biasanya akan berusaha semaksimal mungkin agar portofolio investasi memperoleh imbal hasil yang wajar.

Contoh Window Dressing yang Perlu Kamu Ketahui
Di dalam praktik window dressing, berikut ini contoh trik yang sering dilakukan oleh perusahaan atau manajer investasi.
- Menampilkan di laporan keuangan jumlah utang tak tertagih yang sangat rendah sehingga efeknya akan terlihat angka piutang lebih besar daripada yang sebenarnya.
- Dengan menunda pembagian keuntungan ke investor sehingga nilai saldo akhir akan terlihat lebih tinggi daripada yang seharusnya.
- Memberikan penawaran diskon awal ke investor untuk bisa memperoleh pendapatan lebih awal.
- Mengobral aset yang mengalami penyusutan nilai besar-besaran sehingga nilai bersih dari aset tersisa akan menunjukkan seolah adanya klaster aset baru.
Seperti yang diungkapkan di atas apabila portofolio dinilai sangat kurang menguntungkan maka seorang manajer investasi akan membuat strategi apakah harus menjual saham tersebut atau mempertahankan. Di saat bersamaan, manajer investasi juga mesti membuat identifikasi tentang jenis dan rekomendasi saham serta tingkat pengembalian yang diharapkan.
Masih terasa pusing memahami contoh window dressing? Tenang, berikut analoginya.
Misalnya, Pak Hadi seorang manajer investasi dengan tugas mengelola portofolio investasi yang di dalamnya ada saham D, F, G, H. Hasil dari laporan akhir kuartal menunjukkan bahwa saham D dan F mengungguli total indeks, namun underweight alias jumlah dana yang dialokasikan tidaklah banyak. Sebaliknya yang terjadi, saham G dan H memiliki alokasi dana banyak tapi indeksnya tertinggal.
Maka solusi terbaik yang akan dilakukan Pak Hadi adalah dengan window dressing, ‘mempercantik’ portofolio investasi dengan menjual saham G dan H lalu memberikan alokasi dananya ke saham D dan F.
Semoga paham ya.
Tips Cuan Membeli Saham Saat Window Dressing
- Mengelola keuangan untuk investor pemula. Sebaiknya melakukan diversifikasi agar kamu tidak kehilangan modal jika terjadi kerugian besar.
- Harus perhatikan tren harga saham. Pada umumnya saham yang tengah uptrend mudah menghasilkan keuntungan.
- Harga atau valuasi. Sangat penting bagi kamu untuk tahu apakah saham yang dibeli sudah overvalued atau undervalued, hindari membeli sampai di pucuk.
- Likuiditas. Tingkat likuiditas juga perlu diperhatikan, umumnya investor akan memilih saham dengan fundamental baik sehingga likuiditasnya tidak terlalu kering.
- Mengamati prospek atau rekam jejak emiten. Kamu harus rutin cek apakah emiten sudah bertumbuh atau telah mature.
Window dressing memang salah satu risiko sekaligus strategi dalam dunia investasi. Praktik ini pun masih dilakukan oleh perusahaan maupun manajer investasi, tapi bukan ini kamu jadikan momok untuk tidak mau berinvestasi, ya. Teruslah menambah ilmu pengetahuan sehingga tidak akan ‘termakan’ hoaks dan bisa berpikir lebih logis tentang window dressing ini.
Baca juga: Ini Loh, Cara Efektif Belajar Saham Online Bagi Pemula!
Apabila kamu tertarik untuk belajar investasi saham Indonesia, dan membutuhkan informasi lain mengenai dunia investasi, silakan bergabung dengan academy Ternak Uang. Sebagai platform digital yang bergerak di bidang finansial, Ternak Uang menyediakan ribuan konten edukasi investasi dengan berbagai instrumen bagi investor pemula.
Yuk, gabung jadi member Ternak Uang! Ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan, mulai dari akses video modul-modul pembelajaran, ikutan berbagai event, dan masih banyak lagi! Segera daftarkan dirimu, dan mulai langkah pertama untuk sukses menjadi investor!