Alibaba Group Holding Ltd. mengumumkan niatnya untuk berinvestasi US$2 miliar atau setara Rp30 triliun di Turki setelah pertemuan dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Menurut pernyataan dari unit Alibaba di Turki, Trendyol, pemimpin Alibaba Group Michael Evans mengumumkan rencana ini setelah pertemuan di Istanbul pada Jumat (15/09). Evans mengungkapkan keyakinan perusahaan Alibaba dalam fondasi ekonomi yang kuat di Turki dan telah menginvestasikan sekitar Rp21,5 triliun di negara tersebut melalui Trendyol, platform e-commerce lokal.
Dia juga memberikan dukungan terhadap rencana ekspansi internasional Trendyol, serta mencatat bahwa Turki memiliki potensi untuk menjadi salah satu pemain utama dalam ekspor e-commerce.
Evans tidak memberikan informasi rinci tentang waktu pelaksanaan investasi tersebut, tetapi ia mengatakan hal itu akan dilakukan dalam periode mendatang. Dia juga mengungkapkan rencana untuk membangun pusat data kelas dunia dan fasilitas logistik di Ankara, serta mendirikan pusat operasi ekspor terkemuka di Bandara Istanbul.
Sebagai informasi, pada tahun 2021, Trendyol dinilai sekitar US$16,5 miliar dan telah menerima investasi dari beberapa investor terkemuka, termasuk SoftBank Group, General Atlantic, Otoritas Investasi Qatar, dan ADQ, yang merupakan dana pemerintah Abu Dhabi. Alibaba memiliki saham mayoritas sekitar 76,1% di perusahaan e-commerce tersebut.
Baca Berita Lainnya: VinFast Mau Investasi Rp3 T Buat Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia
Pada tahun 2021, Turki telah melakukan penyelidikan anti-monopoli terhadap Trendyol. Kemudian pada Juli 2023, pengadilan tinggi Turki memperkuat undang-undang yang memperketat peraturan mengenai perusahaan e-commerce. Namun, langkah ini ditujukan untuk membantu perusahaan e-commerce yang lebih kecil untuk bersaing setelah pertumbuhan pasar yang cepat sejak pandemi.
Pada bulan yang sama, Dewan Antimonopoli Turki mengenakan denda sekitar Rp35,3 miliar kepada Trendyol dengan alasan penggunaan data vendor pihak ketiga yang dianggap memberikan keuntungan tidak adil bagi bisnis ritelnya sendiri.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, total volume e-commerce di Turki tumbuh sebanyak 109% pada tahun sebelumnya, mencapai lebih dari 800 miliar lira atau sekitar Rp455 triliun dengan hampir 20% dari total belanja dilakukan secara online.
JFA/EFR
Referensi: Bisnis.com