Rusia menolak memperbarui kesepakatan yang memungkinkan kapal-kapal mengirim gandum melintasi Laut Hitam. Kini, mereka mengincar rute ekspor alternatif Ukraina di sekitar Sungai Danube. Serangan Rusia telah menyasar infrastruktur gandum di sekitar wilayah Sungai Danube dan mempengaruhi pelabuhan-pelabuhan di Ukraina.

Akibat dari eskalasi ini ekspor gandum Ukraina melalui jalur Laut Hitam sejak Agustus 2022. Saat ini, pelabuhan Laut Hitam Ukraina diblokir oleh Rusia sehingga Ukraina harus mengandalkan pelabuhan di sekitar Sungai Danube untuk mengirim gandum ke negara tetangga seperti Romania. Namun, serangan Rusia mengganggu jalur ekspor ini.

Rusia telah menggerakkan rudal dan drone ke pelabuhan-pelabuhan di sekitar Sungai Danube. Beberapa serangan telah terjadi, termasuk di pelabuhan Reni dan Izmail dengan beberapa infrastruktur dan gudang penyimpanan gandum mengalami kerusakan.

Dampak dari serangan ini pada perdagangan global adalah kemungkinan terganggunya pasokan gandum. Harga gandum global telah meningkat lebih dari 10% sejak pengiriman gandum melalui Laut Hitam ditangguhkan. Meskipun beberapa pelabuhan di sekitar Sungai Danube telah kembali beroperasi, spekulasi muncul pengiriman gandum tetap terhambat.

Baca Berita Lainnya: Temui Menlu AS, Luhut Tagih Janji Kucuran Dana Rp302 Triliun

Ketidakpastian ini telah memicu kembali pertimbangan mengenai kelayakan rute ekspor gandum Ukraina yang tersisa. Jalur pengiriman darat menjadi alternatif, tetapi akan lebih mahal dalam pengiriman. Para ahli agrikultur juga mengkhawatirkan Rusia menyerang jalur pengiriman darat berikutnya.

Kondisi ini memperumit pasar gandum global dan berpotensi mengakibatkan kenaikan harga gandum. Semua pihak terkait sedang mempertimbangkan langkah yang harus diambil menghadapi situasi ini.

JFA/EFR

Referensi: BBC Indonesia