PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), perusahaan konstruksi pelat merah, berhasil mendapatkan kontrak baru senilai Rp15,68 triliun pada bulan Juli 2023. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 15,66% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Beberapa proyek kontrak baru tersebut meliputi Proyek Commuter Paket 3C di Filipina senilai Rp2,18 triliun, Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan senilai Rp900 miliar, Penambahan Landasan Pacu Bandara Soekarno-Hatta senilai Rp428 miliar, dan Pengembangan Gedung Toll Corridor senilai Rp299 miliar.

Kontrak-kontrak baru ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu 34% berasal dari pemerintah, 31% dari BUMN, dan 35% dari sektor swasta.

Berdasarkan jenis bisnis perusahaan, komposisi kontrak baru terdiri dari gedung (28%), jalan dan jembatan (27%), perkeretaapian (23%), pelabuhan (7%), bendungan (7%), industri (6%), irigasi (2%), serta minyak dan gas (1%).

Sekretaris Perusahaan PTPP Bakhtiyar Efendi mengatakan capaian kontrak baru ini menunjukkan optimisme perusahaan dalam mencapai target pertumbuhan tahun ini yang ditetapkan sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Dia menekankan bahwa pencapaian target tersebut akan didukung oleh kompetensi perusahaan, manajemen risiko yang kuat, inovasi dan teknologi, serta sinergi dengan anak perusahaan.

Baca Berita Lainnya: PMN Rp3 Triliun Dibatalkan, Waskita Karya Kembalikan ke Kas Negara

Laba PTPP Meningkat, Tetapi Pendapatan Usaha Turun

Pada Semester I-2023, PTPP berhasil mencatatkan laba yang bisa diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp96,41 miliar. Ini menunjukkan kenaikan sebesar 10,87% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp86,96 miliar.

Meskipun laba meningkat, pendapatan usaha PTPP mengalami penurunan sebesar 10,82% year-on-year (YoY), dari Rp9,02 triliun menjadi Rp8,04 triliun selama enam bulan pertama tahun 2023. Rincian pendapatannya meliputi pendapatan jasa konstruksi Rp6,42 triliun (turun dari Rp7,13 triliun), segmen properti dan real estate sebesar Rp391,14 miliar.

Selain itu, segmen EPC (Engineering, Procurement, and Construction) memberikan pendapatan sebesar Rp930,14 miliar, segmen energi Rp76,64 miliar, persewaan peralatan mencapai Rp65,90 miliar, pendapatan dari konstruksi aset keuangan konsesi sebesar Rp142,25 miliar, dan segmen pracetak sebesar Rp19,35 miliar.

Sejalan dengan penurunan pendapatan usaha, beban pokok juga turun menjadi Rp6,90 triliun, atau turun sebesar 11,48%. Akibatnya, laba kotor tercatat sebesar Rp1,14 triliun, mengalami penurunan sebesar 6,65% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp1,22 triliun.

JFA/EFR

Referensi: Bisnis.com