WeWork, startup yang pernah bernilai US$40 miliar atau setara Rp607 triliun kini terancam bangkrut karena kehabisan uang tunai. Meskipun dulunya merupakan startup unicorn dengan valuasi tertinggi di dunia, perusahaan coworking space ini sedang berjuang untuk bertahan.
WeWork mengungkapkan bahwa aliran kas yang negatif telah mengancam kelangsungan perusahaan. WeWork telah beroperasi sebagai perusahaan publik selama empat tahun setelah proses IPO yang mencuri perhatian dunia.
“Penghasilan yang merugi dan aliran kas negatif dari operasi kami menciptakan keraguan yang signifikan tentang kemampuan kami untuk terus beroperasi,” ungkap WeWork, seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (15/08).
WeWork sebelumnya telah menjadi startup unicorn dengan valuasi tertinggi di dunia. Softbank, yang dimiliki oleh Masayoshi Son, adalah salah satu investor utama WeWork dan memberinya valuasi sebesar US$40 miliar atau setara Rp607 triliun.
Masalah finansial telah lama menghantui WeWork. Namun, kabar terkini mengenai situasi perusahaan membuat pasar terkejut karena merek perusahaan ini terpampang di gedung-gedung pencakar langit di berbagai kota besar di seluruh dunia.
Pandemi dianggap sebagai faktor utama yang menghancurkan keuangan WeWork. Perusahaan penyewa ruang WeWork menghentikan kontrak sewa mereka karena kebijakan kerja jarak jauh dan belum kembali setelah pandemi berakhir sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut menyebabkan utang WeWork menumpuk ketika arus kas masih terhambat
Baca Berita Lainnya: Astra International Ambil Alih 100% Saham OLX
WeWork mengaku tidak bisa memperbaiki masalah likuiditas dan profitabilitas operasional perusahaan dan akan mempertimbangkan strategi alternatif. Beberapa alternatif tersebut yaitu refinancing utang, pencarian pendanaan baru, pengurangan aktivitas bisnis atau penjualan aset, serta tindakan strategis lainnya sesuai regulasi bangkrut di Amerika Serikat.
Saham WeWork saat ini anjlok ke harga di bawah US$1, pertama kalinya sejak pertengahan Maret. Nilai pasar WeWork sekarang terjun ke bawah US$500 juta atau Rp7,6 triliun
Pada Semester I-2023, WeWork melaporkan kerugian bersih sebesar US$700 atau setara Rp10,7 triliun setelah kerugian sebesar Rp35,1 triliun pada tahun 2022. Pada 30 Juni, WeWork memiliki uang tunai dan aset setara kas senilai Rp3,1 triliun dan likuiditas senilai Rp10,4 triliun. Sementara utang jangka panjang WeWork mencapai Rp44,5 triliun
JFA/EFR
Referensi: CNBC Indonesia