Kebakaran Gunung Bromo yang terjadi sepekan yang lalu disebabkan oleh percikan api dari flare. Harga flare yang kurang dari Rp300 ribu itu tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan pemerintah sebesar Rp1,2 miliar untuk pemadaman menggunakan helikopter.

Polisi telah mengidentifikasi manajer Wedding Organizer yang bertanggung jawab atas aktivitas prewedding tersebut. Mereka menyita 5 selongsong flare merek Golden Eye dan sebatang korek merah muda. Harga flare tersebut di pasaran berkisar antara Rp89 ribu hingga Rp286 ribu per paket berisi 10 tabung.

Proses prewedding berlangsung di Bukit Teletubbies Bromo. Ketika salah satu flare dinyalakan, api meletus dan memicu kebakaran yang cepat meluas karena angin kencang di Bromo. Ratusan relawan dan petugas berusaha memadamkan api termasuk dengan water bombing menggunakan helikopter yang biayanya mahal, yaitu sekitar Rp1,2 miliar dalam kurun waktu 8 jam 29 menit.

Baca Berita Lainnya: Dapat Anggaran Ratusan Triliun di 2024, Polri Minta Tambah 12 Triliun. Buat Apa? 

Meskipun mahal, water bombing diakui efektif dalam memadamkan api yang sulit dijangkau di darat. Namun, api di beberapa titik kembali muncul setelah awalnya dianggap padam. Upaya pemadaman terus dilakukan terutama di Bukit Keciri yang sulit diakses. Koordinasi dengan BPBD Jatim telah dilakukan untuk kemungkinan pemadaman dengan water bombing.

Hingga akhirnya, setelah enam hari dilakukan upaya pemadaman, kebakaran tersebut padam pada Kamis (14/09) akibat bantuan turunnya hujan.

JFA/EFR

Referensi: detikcom