Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia ketiban ‘durian runtuh’ atau mendapatkan keuntungan sebesar US$33,8 miliar atau setara Rp507 triliun pada 2022 lalu. Hal ini terjadi karena Indonesia berhasil melakukan hilirisasi mineral mentah terutama nikel di dalam negeri.

Nilai ekspor nikel meningkat lebih dari 10 kali lipat dibandingkan sebelumnya saat Indonesia masih fokus melaksanakan program hilirisasi dan melarang ekspor bijih. Pada saat itu, Indonesia hanya memperoleh US$2,1 miliar atau setara Rp31,6 triliun.

Presiden Jokowi menegaskan pemerintah tidak akan mundur dalam melanjutkan program hilirisasi meskipun mendapat tantangan dari berbagai pihak, termasuk gugatan dari Uni Eropa melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan kritik dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Baca Berita Lainnya: Kementerian PUPR Gelontorkan Rp2,7 T Bangun Bandara VVIP IKN

Menurut Jokowi, hilirisasi ini merupakan hal yang sangat penting untuk diteruskan karena dapat mendorong Indonesia menuju negara maju pada tahun 2040-2045. Selain itu, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan tersebut, terutama dalam menghadapi bonus demografi.

Dengan terus melanjutkan hilirisasi di sektor perkebunan, perikanan, dan pertanian serta mengoptimalkan potensi SDM, Jokowi optimis Indonesia dapat mencapai status sebagai negara maju di masa mendatang.

JFA/EFR

Referensi: CNBC Indonesia