Program pengembangan industri hilir nikel yang dicanangkan oleh pemerintah adalah upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi baterai kendaraan listrik (EV). Total investasi dalam sektor baterai kendaraan listrik (EV) telah capai US$42 miliar atau setara dengan Rp630 triliun.

Menteri Investasi Bahlil Lahadali mengumumkan pencapaian ini dalam ASEAN Investment Forum 2023 yang diadakan di Hotel Sultan, Jakarta, pada Sabtu (02/09).

“Kita sudah mampu berkomunikasi dan berkomitmen dengan investor khususnya FDI sebesar US$42 miliar lebih untuk ekosistem EV (Electric Vehicle). Ini untuk membangun ekosistem dari hulu ke hilir untuk baterai maupun mobil,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, Senin (04/09).

Bahlil juga menyoroti beberapa investasi besar dari perusahaan-perusahaan terkemuka, seperti LG Energy Solution dari Korea Selatan yang telah menginvestasikan Rp149 triliun. Proyek ini melibatkan konsorsium LGES, Antam, dan Indonesia Battery Corporation (IBC) yang akan mencakup pengembangan fasilitas penambangan nikel, smelter, pabrik prekursor, pabrik aktoda, pembuatan baterai, battery pack, hingga kendaraan listrik di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

Selain itu, Bahlil mengungkapkan bahwa proyek awal LGES, yaitu pembangunan pabrik sel baterai di Karawang senilai Rp16,7 triliun dijadwalkan akan memulai produksi pada Februari 2024. Pabrik ini akan memiliki kapasitas produksi awal sekitar 160.000-200.000 unit baterai kendaraan listrik.

Baca Berita Lainnya: Resmi! Subsidi Motor Listrik Rp7 Juta, Bisa Dibeli 1 Unit 1 KTP

Selain LG, beberapa perusahaan besar lainnya juga berinvestasi dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Ini termasuk Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dari China dengan investasi Rp79,2 triliun, Foxconn dari Taiwan (Rp121,9 triliun), Indo-Pacific Net-Zero (INBC) dari Inggris (Rp137 triliun), BASF dari Jerman (Rp38,1 triliun), Ford dari Amerika Serikat (Rp68,5 triliun), dan Volkswagen dari Jerman (Rp45,7 triliun).

Meskipun investasi di sektor hulu dalam industri kendaraan listrik telah mengalami pertumbuhan signifikan, investasi di sektor hilir masih tergolong rendah. Hal ini menjadi tantangan mengingat pemerintah telah menetapkan target tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang tinggi dengan persyaratan rata-rata mencapai 40% pada tahun ini.

JFA/EFR

Referensi: Bisnis.com