Garuda Indonesia (GIAA) sedang mempertimbangkan merger dengan Citilink Indonesia dan Pelita Air Service. Rencana ini sedang dijajaki secara menyeluruh, termasuk aspek finansial, prospek bisnis, dan manfaat bagi semua pihak.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan bahwa setelah selesai dengan Pertamina, rencana ini akan dibahas dengan pemegang saham. Opsi-opsi seperti komposisi saham dan posisi di pasar juga akan disertakan dalam diskusi tersebut.

Irfan menegaskan bahwa tujuan merger adalah untuk meningkatkan nilai dari Garuda, Citilink, dan Pelita Air, tanpa ada yang dikorbankan. Keputusan rencana merger ini akan diputuskan oleh pemerintah.

Merger ini merupakan inisiatif Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengatasi krisis pesawat yang dialami Indonesia dan menekan biaya logistik. Citilink adalah anak usaha Garuda, sementara Pelita Air merupakan anak usaha Pertamina.

Baca Berita Lainnya: LRT Jabodebek Resmi Beroperasi, Habiskan Anggaran Rp32,6 Triliun

Erick menjelaskan bahwa Indonesia kekurangan sekitar 200 pesawat dan rencana merger ini merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dia mengatakan rencana ini juga dapat membantu menurunkan biaya logistik di Indonesia.

Namun, keputusan mengenai merger ini masih bergantung pada pemerintah. Erick berharap agar rencana ini dapat membantu menekan biaya logistik dan memberikan manfaat yang lebih besar.

Sebagai informasi, Pelita Air Services adalah anak usaha Pertamina dan fokus pada operasi penerbangan dalam industri migas. Citilink adalah anak usaha Garuda yang berfokus pada penerbangan berbiaya rendah, sedangkan Garuda Indonesia adalah maskapai full service.

Pertimbangan dan keputusan mengenai merger ini akan diputuskan lebih lanjut oleh pemerintah.

JFA/EFR

Referensi: investor.id