Data Inflasi Di Awal Tahun Masih Sesuai Dengan Target BI

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa data inflasi indeks harga konsumen di Indonesia pada Mei 2023 sebesar 4% secara tahunan. Realisasi ini menandai inflasi tahunan terendah dalam setahun terakhir, sekaligus lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus yang memperkirakan 4,22%.

Secara bulanan, inflasi mencapai 0,09% pada Mei 2023, lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan 0,3%. Realisasi ini menandai inflasi bulanan terendah dalam 6 bulan terakhir, yang ditekan oleh deflasi kelompok transportasi sebesar 0,56%.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,66% pada Mei 2023, terendah dalam 11 bulan terakhir dan lebih rendah dibandingkan ekspektasi konsensus sebesar 2,8%. Sejak awal tahun, Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 1,10%.

Secara tahunan, 2 kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar inflasi adalah transportasi (1,29%) serta makanan, minuman, dan tembakau (1,13%).

Pada awal bulan ini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan bahwa inflasi pada akhir tahun dapat turun ke level 3,3%. Bank Indonesia juga memperkirakan laju inflasi akan terkendali di kisaran 1,5–3,5% pada 2024.

Implikasi: Inflasi Mulai Dapat Dikendalikan

TU Research Analyst melihat realisasi ini memberikan arti bahwa inflasi dalam kendali Bank Indonesia, sekaligus lebih cepat dibandingkan prediksikan. Sebelumnya, Bank Indonesia memprediksi bahwa inflasi indeks harga konsumen melandai ke kisaran 2–4% pada 2H23.

Selain itu melandainya laju inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil sejak awal tahun, kami lihat akan membuka ruang bagi Bank Indonesia untuk mulai memangkas suku bunga pada Agustus atau September 2023. Prediksi serupa juga disampaikan oleh Citigroup Inc. dan Societe Generale SA, yang pada bulan lalu memperkirakan Bank Indonesia akan mulai memangkas suku bunga hingga 75 bps pada akhir tahun ini.