Smelter nikel baru telah memulai konstruksi di Kalimantan Timur. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menuturkan smelter nikel PT Mitra Murni Perkasa senilai Rp6,5 triliun telah mulai dibangun di Kalimantan Timur sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik atau EV.

Pembangunan ini terkait erat dengan perkembangan Ibu Kota Negara (IKN) dan diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah mendorong industri hilir untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri, terutama dalam konteks baterai kendaraan listrik (KBLBB). Sektor logam dasar terus tumbuh, dengan peningkatan nilai tambah dari nikel menjadi bahan baku baterai yang mencapai 19 kali lipat.

Saat ini, terdapat 38 smelter nikel yang beroperasi di bawah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan nilai investasi total US$15,8 miliar. Kemenperin telah merencanakan peta jalan untuk produksi KBLBB hingga 2035. Proyeksi kebutuhan nikel sebagai bahan baku baterai akan terus meningkat seiring dengan pengembangan kendaraan listrik.

Baca Berita Lainnya: Populasi Kendaraan Listrik Capai 81.525 Unit per Juli 2023

Pemerintah mendukung investasi di industri smelter nikel, seperti yang dilakukan oleh PT MMP. Smelter ini diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mendukung industri baterai listrik nasional. Kemenperin akan mengawal PT MMP untuk memastikan semua aktivitas sesuai rencana.

Ini adalah langkah penting menuju visi Indonesia Emas 2045, di mana pemerintah ingin mempertahankan nilai tambah di dalam negeri dan meningkatkan industri hilir.

JFA/EFR

Referensi: Bisnis.com