Amman Mineral Internasional (AMMN) berencana IPO di bursa efek maksimum 7,29 miliar lembar saham baru dengan harga penawaran berkisar 1.650-1.775 per lembar saham. Dengan demikian, dana yang didapatkan dari IPO ini berkisar Rp12–12,9 triliun.

Nilai tersebut berpotensi menjadikan AMMN sebagai saham dengan IPO terbesar ke-4 sepanjang sejarah BEI, dengan potensi market cap sebesar Rp120–129 triliun.

AMMN merupakan perusahaan tambang tembaga dan emas yang mengoperasikan tambang Batu Hijau di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Tambang tersebut dioperasikan oleh anak usaha AMMN, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), yang merupakan produsen tembaga dan emas terbesar ke-2 di Indonesia setelah PT Freeport Indonesia.

Tambang Batu Hijau memproduksi 9.400 juta pon (Mlbs) tembaga dan 9,5 juta ons (Moz) emas selama 2022. Berdasarkan laporan per 9 Mei 2023, tambang Batu Hijau memiliki basis cadangan bijih berdasarkan JORC Code 2012 sebesar 803 Mt, dengan kandungan 6.609 Mlbs tembaga, 8,1 Moz emas, dan 26 Moz perak, serta basis sumber daya mineral (tidak termasuk cadangan bijih) sebesar 1.642 Mt yang mengandung 8.966 Mlbs tembaga, 5,9 Moz emas, dan 32,2 Moz perak.

Baca juga: Telkom Tebar Dividen 16 T, Investor Siap-Siap Cuan

Nantinya, dana tersebut digunakan untuk beberapa keperluan seperti Rp1,79 triliun untuk penyetoran modal kepada entitas anak langsung, PT Amman Mineral Industri (AMIN).

Kemudian, Rp3,05 triliun untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang merupakan entitas anak langsung. Sisanya untuk penyetoran modal kepada AMNT untuk capex proyek ekspansi pabrik konsentrator dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Masa penawaran awal dijadwalkan berlangsung pada 31 Mei–16 Juni 2023, sementara masa penawaran umum pada 28 Juni–3 Juli 2023. Pencatatan saham di BEI (listing) diperkirakan berlangsung pada 5 Juli 2023.

Baca juga: Patrick Walujo Geser Andre Soelistyo Jadi CEO, Strategi Selamatkan GOTO?

Implikasi: Prospek dan Kinerja Bakal Jadi Sentimen Positif

TU Research Analyst melihat pada tahun lalu membukukan pendapatan sebesar US$2,8 dollar atau naik 118% dengan laba bersih US$1,1 miliar.

Mengacu pada kinerja keuangan dan dengan mempertimbangkan kas dari IPO, valuasi AMMN yakni di P/S: 2,9x–3,1x, P/E: 7,4x–8x serta P/BV: 1,86x–1,98x.

Kami sendiri menilai prospek jangka panjang cukup cerah serta dengan pertumbuhan laba tahun lalu yang cukup tinggi pada periode sebelumnya dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan ini.

Baca juga: Siloam Genggam Capex Rp1,4 T Siap Bangun RS Tiap Tahun

Cari tahu insight lebih lengkap tentang bisnis dan lainnya di aplikasi Ternak Uang sekarang juga!

Kalau mau jadi member? Pakai kode promo TUBLOG buat dapetin Diskon Khusus 15% untuk Membership TU Premium! Ngobrol breng mincuan sekarang!

Ternak Uang Team

RMK/EFR