Kementerian Keuangan mencatat utang pada era Presiden Joko Widodo selama periode 2015-2022 bertambah menjadi Rp5.125 triliun. Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo pun akhirnya memberikan tanggapannya. Beliau mengakui bahwa meskipun jumlah utang Indonesia selama tujuh tahun terhitung besar, namun angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan total belanja prioritas sebesar Rp8.921 triliun.
Hal ini sebenarnya menunjukkan bahwa manfaat yang dinikmati masyarakat justru lebih besar daripada jumlah utang yang dikeluarkan oleh negara.
Selain itu, Yustinus mengungkap serangkaian fakta terkait utang pemerintah sebagai tanggapan atas kritik Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK). Ia menyatakan Jokowi membayar utang sebesar Rp1.000 triliun setiap tahun.
Baca juga: Utang Tembus Rp460 Ribu Triliun Amerika Serikat Terancam Bangkrut?
Menurutnya, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami penurunan dari 39,57% pada Desember 2022 menjadi 39,17% per April 2023. Kemudian ia mengatakan kebijakan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi telah menyebabkan kenaikan rasio utang, yaitu sebesar 39,4% terhadap PDB pada tahun 2020 dan 40,7% terhadap PDB pada tahun 2021.
Sebagai perbandingan, China bahkan memiliki rasio utang terhadap PDB sebesar 71,5%. Selain itu, ia pun menilai utang Indonesia masih aman, pasalnya ambang batas yang telah disepakati sebesar 60% dari total PDB. Hal ini juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Ia pun menegaskan kemampuan pengelolaan utang Indonesia masih lebih baik dibandingkan negara lain. Hal ini tercermin dari kepercayaan lembaga pemeringkat kredit ternama yang memberikan rating BBB/Baa2 yang artinya negara memiliki risiko dan kualitas utang yang menengah.
Baca juga: Kesepakatan Batas Utang Amerika Serikat Sudah Dekat
Implikasi: Utang Tak Selamanya Buruk
TU Research Analyst melihat nominal utang Indonesia yang sudah mencapai Rp 7.733,99 triliun merefleksikan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 39,57%.
Rasio utang Indonesia, menurut kami, mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka Rp6.908 triliun atau secara persentase naik 11,94% (yoy). Dimana peningkatan paling signifikan terjadinya saat pandemi Covid-19 dan juga adanya pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan salah satu penyebab utama kenaikan tersebut.
Namun, kami lihat ketika pemulihan ekonomi berjalan dengan baik serta adanya berkah boom komoditas, maka pemerintah akan melakukan berbagai langkah optimalisasi agar defisit dan utang bisa diturunkan.
Meski begitu, kami menilai nominal serta persentase utang tersebut masih aman dan dalam kondisi yang sehat. Hal ini kami nilai lantaran pemerintah mengelola utang secara hati-hati agar posisi utang masih dalam batas yang aman.
Utang Indonesia sendiri jika dibandingkan dengan negara-negara lain seperti US misalnya, jauh lebih besar karena berada di posisi Rp 470 ribu triliun. Bahkan, jika dibandingkan dengan negara di Asia seperti Jepang masih lebih baik dengan nilai utang negeri tersebut mencapai Rp140 ribu triliun.
Oleh karena itu, kami melihat masyarakat untuk tidak menganggap bahwa kondisi utang suatu negara bisa dikatakan sehat apabila tidak mempunyai utang sama sekali. Pasalnya, tidak hanya Indonesia, hampir semua negara juga memiliki utang namun dengan porsi yang berbeda-beda.
Baca juga: Prabowo, Ganjar, Anies, Siapa yang Paling Kaya?
What To Do: Hal Yang Perlu Diwaspadai
Kami menilai pemerintah tetap harus menjaga utang dengan baik serta besaran utang Indonesia harus tetap dikelola dan dipergunakan secara teliti.
Pasalnya, pada periode saat ini yang mana dampak inflasi global yang menyebabkan kenaikan suku bunga di berbagai negara akan berpotensi membuat rasio serta nominal utang tersebut membengkak.
Tak hanya itu, guncangan finansial global serta volatilitas nilai tukar dan arus modal keluar harus terus disikapi dan ditanggapi dengan cepat dan baik oleh pemerintah karena akan berdampak ke berbagai sektor serta industri yang ada di Indonesia.
Cari tahu insight lebih lengkap tentang perekonomian negara dan lainnya di aplikasi Ternak Uang sekarang juga!
Kalau mau jadi member? Pakai kode promo TUBLOG buat dapetin Diskon Khusus 15% untuk Membership TU Premium! Ngobrol breng mincuan sekarang!
Ternak Uang Team
WDN/RMK/EFR