Istilah ‘Lazy Girl Job’ belakangan ini sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Istilah ini mulai populer ketika Gabrielle Judge mengunggah video di TikTok mengenai ‘Lazy Girl Job’. Video tersebut kini telah ditonton 5,7 juta kali.
Dalam video tersebut, Gabrielle menuturkan ‘Lazy Girl Job’ merupakan istilah yang mengacu pada pekerjaan dengan tingkat stres yang rendah. Pekerjaan ini bisa dikerjakan di mana saja dengan gaji yang tidak kecil. Bahkan, pekerjaan ini bisa menghasilkan hingga US$80 ribu atau setara dengan Rp1,2 miliar.
Gabrielle menjelaskan ‘Lazy Girl Job’ memiliki berbagai macam pekerjaan yang tidak berat, mulai dari menerima panggilan telepon 3-4 kali sehari hingga membalas email yang sama setiap harinya. Judge mengaku pekerjaan ini membuatnya memiliki banyak waktu istirahat dengan gaji yang besar.
Ide Gabrielle menekuni pekerjaan ini terbesit ketika ia masih bekerja sebagai konsultan. Saat itu, ia tengah memiliki banyak pekerjaan dengan jadwal yang tidak normal hingga menghabiskan 50-60 jam dalam seminggu. Gabrielle mengaku kesehatan mental dan fisiknya tergantung.
Selain Gabrielle, wanita bernama Kierstin Carter berusia 21 tahun juga menganggap pekerjaannya sebagai paralegal litigasi sebagai “lazy girl job.” Menurutnya, pekerjaannya mudah disesuaikan dengan jadwal yang dibutuhkan. Bahkan, ia mengaku bisa mengerjakan semua pekerjaan sambil menonton serial televisi favoritnya hingga jam 6 sore.
Baca Berita Lainnya: Cerita Bos Nike: Dari Modal 7 Juta, Sekarang Kekayaannya 690 Triliun
Lazy bukan berarti malas
Penting untuk dicatat bahwa istilah ‘lazy’ di sini tidak berarti malas. Hal ini mencerminkan perubahan dalam pola pikir di masa banyaknya orang yang resign dari pekerjaannya. Para pekerja semakin menekankan pentingnya gaji yang baik dan fleksibilitas dalam bekerja sambil menentang gagasan bahwa jumlah jam kerja harus sama dengan produktivitas.
Konsep ini juga mengedepankan bahwa kesehatan mental dan fisik harus menjadi prioritas dan pekerjaan tidak harus mengorbankan kesejahteraan pribadi. Ini adalah cara baru untuk melihat pekerjaan, terutama di era di mana kerja jarak jauh dan fleksibilitas merupakan hal yang biasa.
Ide ini diharapkan dapat membawa perubahan dalam budaya kerja, menciptakan lingkungan yang lebih sehat, dan memberikan waktu bagi pekerja untuk merawat diri mereka sendiri. Dalam kata-kata Gabrielle Judge, “lazy girl job” bisa diartikan sebagai mencari keseimbangan antara bekerja dengan baik tanpa harus terlalu bekerja keras. Ini adalah tanggapan terhadap ekspektasi berlebihan di tempat kerja tradisional.
JFA/EFR
Referensi: Dilansir dari berbagai sumber