Kasus penipuan online semakin meresahkan masyarakat Indonesia, dengan munculnya skema penipuan baru yang menggunakan metode “upgrade level”. Skema ini baru-baru ini menipu sejumlah warganet dengan kerugian mencapai Rp20 hingga 200 juta. Banyaknya unggahan di Twitter oleh para korban juga membuat kasus ini pun akhirnya viral di media sosial.
Modus operandi penipu dimulai dengan mengirim pesan melalui WhatsApp kepada para calon korban, menawarkan pekerjaan yang terlihat mudah. Mereka dibayar untuk memberikan like dan follow kepada sejumlah akun yang telah ditargetkan sebelumnya.
Skema penipuan ini menggiring para korban dengan mengajukan target awal yang kecil, yang juga dibayar dengan jumlah yang rendah. Namun, para pekerja diiming-imingi pembayaran yang lebih besar dengan syarat naik level. Korban diarahkan untuk terus meningkatkan level pekerjaan mereka dengan harapan mendapatkan bayaran yang lebih menggiurkan.
Namun, pada tahap ini, jebakan penipuan mulai terungkap. Para pekerja yang telah mencapai level yang tinggi diminta untuk mendepositokan sejumlah uang yang signifikan sebagai persyaratan untuk melanjutkan pekerjaan dan dijanjikan pengembalian deposit serta gaji yang sesuai.
Sayangnya, setelah para korban melakukan deposit, uang mereka tidak pernah dikembalikan, dan penipu berhasil memperoleh jumlah uang yang besar. Keberhasilan skema penipuan ini semakin memperbesar kekhawatiran masyarakat terkait meningkatnya kasus penipuan online di Indonesia.
Berita Lainnya: Harga Cabai Meroket Jelang Idul Adha
Implikasi: Waspada! Merebak Penipuan Modus Tawarkan Pekerjaan Freelance
Beberapa waktu belakangan, kami lihat masyarakat tengah diresahkan dengan modus penipuan berkedok penawaran pekerjaan paruh waktu (freelance) lewat pesan WhatsApp (WA). Pesan tersebut masuk dalam jumlah banyak, hingga berujung spam.
Modus penipuan online alias online scamming sendiri kami nilai menawarkan para pencari kerja tersebut untuk dapat memperoleh pekerjaan freelance dengan mudah dan instan. Di beberapa kasus, bahkan diminta membayarkan sejumlah uang.
Biasanya, para korban akan menerima pesan singkat yang dibentuk sedemikian rupa seolah-oleh dikirimkan oleh suatu perusahaan. Seperti halnya yang dialami Rangga, salah seorang korban yang mendapatkan pesan singkat tersebut.
Isi pesan tersebut biasa berisi Pesan yang mengatasnamakan perusahaan tertentu “Perkenalkan saya Masnah recruiter dari PT Tiranyx Digitalis Nusantara, perusahaan kami bergerak di bidang Digital Marketing, saat ini sedang membuka pekerjaan sampingan (FREELANCE),” bunyi salah satu pesan singkat yang diterima salah satu korban.
Metode lainnya yang kami lihat biasa digunakan para pelaku yakni dengan pengiriman pesan lewat jejaring media sosial (Whatsapp), setelah pesan awal tersebut sudah diterima maka selanjutnya mereka akan mengirimkan pesan pesan lainya hingga berujung spam, bahkan tak jarang juga yang sampai dimintai sejumlah uang dalam jumlah yang tak sedikit.
What To Do: Hati-hati, Ini Tanda Penipuan yang Harus Diwaspadai Para Freelancer
Zaman yang semakin canggih akhirnya tak hanya membawa dampak positif bagi masyarakat atau para penggunanya tapi juga bisa membawa dampak negatif misalnya saja Penipuan dengan Modus tawaran jadi pekerjaan Freelance yang baru baru menjadi perbincangan warganet. Nah, kami ada sedikit tips nih buat para pengguna agar terhindar atau setidaknya modus modus yang biasanya digunakan oleh para pelaku dalam menjalankan aksinya.
Modus yang pertama dengan meminta komunikasi dengan metode lain di luar dari platform yang digunakan. Dimana salah satu tanda penipuan yang harus diwaspadai di situs “freelance” adalah jika klien memintamu untuk berkomunikasi lewat cara lain. Penting untuk tetap berkomunikasi lewat platform terpercaya agar semua perbincangan dapat dilacak dan oleh pelayanan konsumen yang bersangkutan.
Selanjutnya, biasanya para pelaku meminta KTP atau dokumen pribadi. biasanya dengan modus ingin mengkonfirmasi data data yang ada di laman atau situs yang sedang mereka gunakan yang paling sering adalah mereka meminta untuk Menggunakan pembayaran lain. Hampir sama dengan modus yang pertama tadi di bagian ini biasanya para pelaku akan meminta melakukan pembayaran atau transaksi di luar dari metode yang sudah disediakan oleh laman tersebut.
WDN/RMK/EFR
Dikutip dari berbagai sumber