Sejak diambil alih oleh Elon Musk, Twitter menghadapi berbagai macam transformasi berbagai fitur hingga menimbulkan berbagai masalah, baik secara internal maupun eksternal. Terkini, pendapatan iklan perusahaan media sosial itu turun sebesar 50% pasca pendatang baru besutan Meta hadir, iya Threads.

Hal ini diungkapkan oleh Elon Musk mengungkapkan melalui akun Twitternya pada Sabtu (15/07).

“Arus kas kami masih negatif karena 50% penurunan pendapatan iklan ditambah beban utang yang berat. Perlu mencapai arus kas positif sebelum kita memiliki kemewahan apa pun,” ungkapnya.

Sebelum Threads muncul, Twitter juga telah mengalami penurunan pendapatan iklan. Data dari eMarketer pada Maret 2023 menunjukkan proyeksi pendapatan iklan Twitter pada kuartal I-2023 sebesar US$2,98 miliar (sekitar Rp44 triliun), turun 28% dari tahun 2022 yang sebesar Rp62 triliun. Dengan demikian, Twitter mengalami penurunan sebesar Rp17,3 triliun.

Dengan hadirnya Threads, Elon Musk mengakui pendapatan iklan Twitter turun 50%. Namun, tidak jelas berapa lama ia mengindikasikan penurunan pendapatan iklan tersebut. Informasi mengenai data pendapatan iklan twitter pada kuartal II-2023 juga belum muncul.

Baca Berita Lainnya: Lima Emiten Ritel Raih Pendapatan Rp85 T, Potensi MAPI Paling Gede

Implikasi: Pendapatan Iklan Anjlok 50%, Arus Kas Mulai Berdampak Negatif

Salah satu orang terkaya di dunia, Elon Musk, mengatakan saat ini arus kas Twitter masih tetap negatif karena pendapatan iklan anjlok hampir 50% dan beban utang naik. Kinerja keuangan platform berbagi itu jauh dari harapan Musk yang merasa yakin Twitter dapat mencapai arus kas positif pada Juni.

Kami sendiri menilai kondisi keuangan tersebut merupakan indikasi terbaru bahwa langkah pemangkasan biaya secara agresif saja tidak cukup untuk membuat platform itu mengalami arus kas positif. Kondisi itu juga menunjukkan pendapatan iklan Twitter mungkin belum pulih secepat yang dijanjikan Musk.

Untuk mempertahankan efisiensi dan profitabilitas, pihaknya sudah mengambil beberapa langkah seperti memecat ribuan karyawan dan memotong tagihan layanan komputasi awan (cloud). Hal ini kami lihat berhasil mengurangi belanja non-utangnya menjadi US$1,5 miliar dari proyeksi US$4,5 miliar pada 2023. 

What To Do: Prospek Threads Jadi Pesaing Twitter

TU Research Analyst menilai bahwa media sosial yang diakuisisinya tahun lalu, Twitter, kini bernilai hanya bernilai sekitar US$20 miliar atau kurang dari setengah harga US$44 miliar. Hal tersebut terungkap dalam penawaran kompensasi saham yang akan diberikan kepada para karyawan.

Meski valuasi sudah lebih rendah dibandingkan dengan beberapa periode yang sebelumnya tapi dari perspektif serta prospek jangka panjang kami menilai Twitter masih dapat bertahan di industri ini.

Walau begitu, kemunculan Threads kami nilai akan menjadi tantangan besar bagi Twitter. Pasalnya, sejak kemunculan pesaingnya itu revenue advertising berpotensi melemah.

Kami melihat potensi Threads jadi pesaing Twitter masih cukup kompetitif, dimana platform ini menyediakan pengalaman yang lebih fokus dan terkurasi bagi penggunanya. Dibandingkan dengan Twitter yang memungkinkan pengguna untuk berbagi pemikiran secara terbuka kepada semua pengikut.

Meski aplikasi besutan Meta Corp masih memiliki potensi dan keunggulan nya sendiri, namun untuk mengalahkan raksasa media sosial seperti Twitter kami kira masih perlu adanya unique selling point yang nanti bisa dijadikan pembeda dengan platform media sosial yang lainnya.

JFA/EFR

Referensi: Kompas.com