Harga cabai meroket signifikan menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga cabai merah keriting di pedagang eceran pada Senin (26/6) mengalami kenaikan hingga 7,47%, mencapai Rp38.720 dibandingkan dengan awal bulan ini di harga Rp34.360.

Tidak hanya itu, harga cabai juga mengalami kenaikan di pasar Jakarta. Data Harga Pangan Jakarta menunjukkan bahwa cabai merah besar naik sebesar dari Rp46.878 menjadi Rp53 ribu. Kemarin, harga cabai merah keriting masih berada di angka Rp37.683, namun hari ini melonjak menjadi Rp38.595. Sedangkan cabai rawit merah naik sebesar Rp289 dari harga Rp44.830 menjadi Rp45.119.

Selain cabai, beberapa bahan pokok lainnya juga mengalami kenaikan harga. Berdasarkan data Bapanas pada Senin pukul 11.00 WIB, harga beras naik menjadi Rp11.910 dari Rp11.860, sedangkan telur ayam ras melonjak dari Rp30.650 menjadi Rp30.670. Harga daging sapi murni mengalami lonjakan harga paling tinggi, sebesar 1,40%, mencapai Rp137.320. Kenaikan harga juga terjadi pada bawang merah yang naik sebesar Rp38.250 dan ayam ras yang naik menjadi Rp38.290.

Baca Selengkapnya: Harga Batu Bara Acuan Mendingin

Mengomentari kenaikan harga pada momen hari besar keagamaan seperti Idul Adha, seorang pakar ekonomi dari Universitas Airlangga (Unair) menjelaskan bahwa fenomena ini disebabkan oleh inflasi, yaitu kenaikan harga terjadi karena permintaan yang biasanya menyebabkan lonjakan harga barang menjelang perayaan seperti Idul Adha. Permintaan terhadap komoditas tertentu cenderung meningkat, sementara persediaan barangnya tetap.

Pakar ekonomi tersebut menjelaskan bahwa lonjakan harga ini bukan hal yang mengejutkan, mengingat masyarakat cenderung mengkonsumsi barang yang sama menjelang perayaan. Akibatnya, permintaan meningkat dan harga pun cenderung naik, meskipun persediaan barang yang dijual relatif sama. Fenomena ini menjadi penjelasan mengapa harga-harga cenderung naik menjelang perayaan Idul Adha.

Meskipun kenaikan harga bahan pokok ini dapat memberikan beban keuangan bagi masyarakat, fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi pada momen perayaan besar dan dapat diatasi dengan perencanaan keuangan

Implikasi: Pangan Naik Jadi Fenomena Jelang Hari Raya

Tak hanya harga cabai meroket, harga kebutuhan pokok lainnya juga naik menjelang lebaran. Dimana meningkatnya harga pangan kami lihat salah satunya dipicu oleh bertambahnya jumlah permintaan barang, naiknya permintaan terhadap barang tidak disertai dengan kesiapan pasokan barang. sesuai dengan hukum dasar ekonomi jika permintaan meningkat sedangkan pasokan barang yang disediakan hanya terbatas, maka harga barang akan mengalami peningkatan.

Pada saat menjelang lebaran harga barang mengalami peningkatan yang sangat pesat, karen jumlah barang yang diminta terus meningkat, sedangkan jumlah barang tetap atau cenderung kurang. Namun ketika tidak terjadi lebaran atau hari besar lainnya, jumlah barang yang diminta relatif dan jumlah barang yang disediakan juga relatif

Dimana kami melihat tinggi demand masyarakat pada saat hari hari besar keagamaan membuat beberapa bahan pangan pokok meningkat harganya karena permintaan yang melonjak. Komoditas pangan tersebut di antaranya adalah cabai, telur, ayam, daging, hingga minyak goreng. Pemerintah juga melakukan monitoring harga pokok pangan tersebut. dimana fenomena ini terjadi hampir setiap tahunnya

Meski begitu kami melihat harga cabai meroket dan pangan lainnya bersifat musiman dan biasanya harga pangan rata rata akan kembali normal setelah hari besar tersebut telah selesai (+ 1-2 bulan).

What To Do: Cara Atur Uang Ditengah Harga Naik

Nah, buat mengantisipasi lonjakan yang rutin terjadi menjelang hari besar keagamaan, kami ada sedikit tips nih, dimana yang Pertama, masyarakat harus bisa mengevaluasi keputusan pembelian. Artinya, masyarakat harus lebih cermat dalam menentukan pembelian suatu barang, baik yang bersifat kebutuhan maupun keinginan. sebagai contoh kalau pembelian itu tidak sesuai kebutuhan atau hanya untuk keinginan saja, maka lebih baik ditunda dulu. Jadi, kita harus pandai-pandai memilah kebutuhan dan keinginan

Kedua, dari sisi pemilihan komoditas barang, baiknya masyarakat memilih barang-barang yang relatif umum didapatkan (normal good). Pasalnya, pemilihan normal good ini tidak hanya berpengaruh pada tingkat kesulitan mendapatkannya saja, tetapi juga akan berpengaruh pada tingkat harga yang ditawarkan.

Selanjutnya, kami lihat masyarakat harus lebih bijak dan cerdas dalam mengalokasikan anggaran. Ia mengimbau masyarakat untuk lebih dulu membelanjakan kebutuhan yang bersifat dharuriyah, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi karena berkaitan dengan keseimbangan hidup, seperti halnya kebutuhan pendidikan.

Tak hanya dari sisi masyarakat tapi kami juga melihat pemerintah sebagai pemangku kebijakan juga tidak seharusnya tinggal diam. Bagaimanapun, diperlukan adanya intervensi pemerintah untuk mengantisipasi kenaikan harga barang menjelang lebaran. Dalam hal ini, pemerintah harus menerapkan kebijakan batas minimum dan batas atas harga.

Dikutip dari berbagai sumber

WDN/RMK/EFR