Kasus penipuan berkedok investasi belakangan ini masih terus hangat diperbincangkan. Terlebih kasus penipuan yang mengatasnamakan Ternak Uang melalui aplikasi chat Telegram. Sampai isu tak sedap pun berembus, yakni Ternak Uang bangkrut.

Di tengah literasi keuangan masyarakat Indonesia yang masih rendah ditambah belum redanya pandemi COVID-19 secara tuntas, Ternak Uang hadir memberikan solusi besar atas permasalahan tersebut. Dua kondisi ini jelas jadi tantangan bagi sebuah perusahaan startup yang baru saja merintis usahanya. Namun, berkat kegigihan para founder dan tim Ternak Uang, di tahun pertama mereka beroperasi telah berhasil mengumpulkan 351.000 member.

Startup bidang edukasi keuangan besutan Timothy Ronald, Raymond Chin dan Felicia Putri Tjiasaka ini berhasil menjadi aplikasi favorit generasi muda dalam belajar keuangan. Memang sih perjalanan Ternak Uang masih seumur jagung. Tapi nyatanya, walaupun diterpa isu miring seperti Ternak Uang bangkrut, platform digital ini masih terus berdiri dan bahkan mendapatkan pendanaan putaran pertama di awal tahun 2022.

Baca juga: Raymond Chin tentang Perannya sebagai CEO Ternak Uang: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Jangan dulu termakan isu Ternak Uang bangkrut! Sebaiknya kamu tahu fakta menarik tentang Ternak Uang dan penjelasan dari CEO, Raymond Chin, agar kamu lebih percaya.

Belajar Keuangan dari Founder Ternak Uang Timothy Ronald

Fakta Menarik Ternak Uang

Alasan utama mendirikan Ternak Uang

Tanggal 7 Agustus 2020 adalah hari bersejarah bagi Timothy Ronald dan Raymond Chin, karena di hari tersebut website Ternak uang resmi diluncurkan.

Alasan utama mengapa mereka mendirikan Ternak Uang adalah terdorong atas kondisi pandemi Covid-19 yang melanda tanah air kita. Ditambah lagi kondisi tanggap akan investasi juga masih rendah di kalangan generasi muda.

Selang beberapa waktu diluncurkan, Timothy dan Raymond pun mengajak Felicia Putri Tjiasaka untuk bergabung. FYI, Felicia merupakan seorang praktisi di bidang keuangan dan juga investasi, dan telah mengantongi sertifikat CFA level 3 di tahun 2019.

Nama Ternak Uang

Menurut Raymond Chin, “Ternak uang itu diibaratkan agar uang bisa selalu berkembang dan bertumbuh. Tidak hanya statis dan diam tapi bisa dikembangkan.”

Raymond pun meyakini bahwa perusahaan startup ini bisa menjadi platform untuk para generasi muda dalam mengmbangkan bisnisnya.

Ternak Uang, pionir konten-konten basis investasi di TikTok

Siapa yang tidak tahu aplikasi TikTok? Rasanya sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki akun di aplikasi ini. Meskipun selama ini, TikTok kerap digunakan pengguna sebagai media untuk konten hiburan, tetapi bagi Timothy dan Raymond justru jadi peluang sebagai sarana. Bahkan, Timothy menjadi salah satu content creator saham pertama di TikTok yang berbeda dari lainnya sehingga membuat banyak generasi muda yang tertarik belajar investasi dan keuangan.

Baca juga: Belajar Keuangan dari Salah Satu Founder Ternak Uang Timothy Ronald

Sebelum resmi diluncurkan sudah ada peserta yang daftar

Populer sebelum lahir, sepertinya istilah ini tepat menggambarkan hal tersebut.

Karena eksistensi Timothy dalam edukasi keuangan, maka tumbuhlah kepercayaan masyarakat akan Ternak Uang. Bahkan sebelum resmi diluncurkan, tercatat sudah ada kurang lebih 300 peserta yang telah mendaftarkan diri.

Jumlah pengguna

Selang satu tahun diluncurkannya website Ternak Uang, sudah ada lebih dari 351.000 pengguna. Dengan rata-rata pertumbuhan pengguna itu di angka 30% setiap bulan.

Demografi

Secara general, Ternak Uang memang ditujukan untuk edukasi seluruh masyarakat Indonesia. Namun jika dipersempit lagi, Raymond Chin mengungkapkan bahwa Ternak Uang didesain untuk generasi muda yang tertarik belajar tentang keuangan juga investasi.

Pengguna terbesar ada di range usia 24 tahun ke bawah, bahkan ada juga pengguna berusia 14 tahun. Berikutnya di kelompok umur 25-35 tahun.

Wilayah pengguna masih didominasi oleh Jabodetabek. Disusul sebaran yang hampir merata di seluruh wilayah Indonesia.

Fakta-fakta menarik di atas bisa dijadikan landasan bagi kamu apakah masih mau percaya akan isu Ternak Uang bangkrut atau tidak.

Kendati demikian, penjelasan dari CEO, Raymond Chin, barangkali akan membuat kamu makin percaya bahwa isu Ternak Uang bangkrut adalah tidak benar. Meskipun, harus diakui, bahwa peluang bagi Ternak Uang bangkrut bisa saja terjadi, dan para cofounder juga sadar betul akan hal ini.

Karena itu, Raymond Chin sempat membahasnya secara khusus.

Raymond Chin tentang Perannya sebagai CEO Ternak Uang: Apa yang Bisa Kita Pelajari?

Ternak Uang Bangkrut? Ini Penjelasan Raymond Chin

Di salah satu video di channel YouTube Raymond Chin, beliau ‘curhat’ tentang peluang Ternak Uang bangkrut. Raymond mengungkapkan di awal bagaimana pemikiran itu terlintas.

Pertanyaannya adalah: Jika Ternak Uang bangkrut, atau bahkan hancur berkeping-keping, kira-kira apa ya penyebabnya?

Kisah Justin Kan, Twitch, dan Atrium

Pemikiran ini ternyata muncul di benak Raymond ketika menonton sebuah video di YouTube milik Justin Kan. FYI, Justin Kan adalah co-founder dari Twitch, sebuah platform online streaming para gamers yang terbesar di dunia.

Justin mengungkapkan, bahwa dia menjual Twitch ke Amazon senilai $1 billion, atau setara Rp 14 triliun. Setelah itu, Justin membangun kembali sebuah startup dengan nama Atrium dan di awal berhasil mendapatkan pendanaan $10 million, atau sekitar Rp 140 miliar.

Investor percaya bahwa Justin bisa membangun Atrium ini sehebat Twitch. Setelah mendapatkan pendanaan dan Atrium mengalami pertumbuhan, Justin pun raise fund kembali hingga menembus angka $65 million. Sayangnya, Atrium ini tidak bisa menyamai pencapaian Twitch. Bahkan bisa dikatakan, bahwa usaha Justin kali ini gagal dan uang yang ada pun hilang tak berbekas.

Dari pengalaman gagalnya Justin dalam mengelola startup yang kedua, Raymond pun berpikir apa yang harus diperhatikan bersama kedua rekannya agar dapat menghindari peluang Ternak Uang bangkrut.

Apa yang Menjadi Penyebab Startup Bangkrut?

Menurut Raymond, sebuah perusahaan startup itu dikatakan berhasil apabila terjadi dua hal ini yaitu:

  • Dibeli dengan harga fantastis oleh perusahaan lain
  • Perusahaan tersebut melantai di Bursa Efek Indonesia

Berkaca dari kasus Justin Kan, di satu sisi dia memang berhasil menjual Twitch dengan bayaran yang fenomenal. Namun, keberhasilan tersebut ternyata tidak mampu ‘menopang’ Atrium untuk berjaya.

Raymond mengutip bahwa kegagalan Atrium salah satunya adalah lupa bahwa produk yang dibangun belum diinovasikan secara maksimal. Sehingga orang yang membeli produknya akan menjadi churn, artinya mereka hanya membeli sekali, lalu tidak membeli lagi karena merasa produk tersebut tidak ada inovasi.

Inilah yang ingin dicegah oleh Raymond, Timothy, dan Felicia. Mereka tidak ingin Ternak Uang bangkrut dan berakhir seperti itu.

Ketiga cofounder pun bersepakat, “Kita nggak mau menjadi company yang hanya goreng marketing saja terus keren brandnya, tapi tidak memperhatikan apa yang costumer mau.”

Bukan perusahaan yang hit and run yang ingin dibangun, melainkan berdasarkan keingintahuan, Indonesia itu butuh apa? Karena ini akan berpengaruh pada produk yang akan diluncurkan.

Ternak Uang Bangkrut? Ini Penjelasan Raymond Chin

Upaya Cofounder dan Tim Ternak Uang Hingga Saat Ini untuk Mengedukasi Indonesia

Nyatanya, walaupun Ternak Uang itu ‘hanya’ platform edukasi finansial, namun di tahun pertama terbukti sudah berjalan dengan baik. Tapi, yang namanya churn dan retention itu merupakan lagging indicator yang kita nggak akan tahu kapan gagal itu akan terjadi.

Pihak founder dan cofounder setiap perusahaan startup harus selalu ingat, bahwa harus terus berinovasi adalah menjadi esensi dari startup itu sendiri, sampai semua costumer di Indonesia merasa apa yang kita bawa (produk dan jasa) bisa mengubah hidup mereka.

Bagi seorang founder Ternak Uang, misi untuk mengubah Indonesia itulah yang ingin diwujudkan, terutama soal mengedukasi generasi muda agar tidak terjebak dalam middle income atau sandwich generation. Itulah mengapa Ternak Uang fokus dulu ke member, mengedukasi mereka agar lebih melek literasi keuangan, dan dapat mengelola personal finance dengan baik.

Jadi, agar peluang Ternak Uang bangkrut bisa dihindari, maka tim Ternak Uang harus terus berinovasi, melahirkan produk dan jasa yang dibutuhkan member.

Baca juga: Ternak Uang Telegram yang Resmi Hanya Ada Satu, yang Lain Penipu!

Semoga penjelasan di atas bisa memberikan kamu jawaban atas isu miring di internet tentang Ternak Uang bangkrut. Sekaligus, memberikan pandangan dari sisi founder, Raymond Chin, atas pemikiran Ternak Uang bangkrut di kemudian hari.

Jika kamu ingin bergabung dengan grup Telegram resmi Ternak Uang, silakan klik tombol berikut ini.

Apabila kamu tertarik untuk belajar investasi dan membutuhkan informasi lain mengenai dunia investasi, silakan bergabung dengan academy Ternak Uang. Sebagai platform digital yang bergerak di bidang finansial, Ternak Uang menyediakan ribuan konten edukasi investasi dengan berbagai instrumen bagi investor pemula.