Tech company, atau perusahaan teknologi, saat ini memang telah menjamur di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Bahkan, saking banyaknya, negara kepulauan terbesar ini disebut-sebut sebagai rumah terbesar perusahaan teknologi di Asia Tenggara dengan jumlah mencapai lebih dari 20 perusahaan yang berstatus unicorn maupun decacorn.
Keren bukan? Hal ini tak pelak lantas dikaitkan dan diproyeksikan sebagai faktor yang akan meramaikan pasar saham di Indonesia.
Namun, kamu perlu berhati-hati apabila ingin berinvestasi di tech company. Sebagai investor yang cermat, kamu perlu memperhatikan beberapa hal krusial sebelum akhirnya memutuskan untuk berinvestasi di sektor ini. Kamu perlu mempelajari seluk beluk investasi beserta prospek investasinya. Yuk!

Kenali Prospek Berinvestasi di Tech Company
Minat yang meningkat untuk berinvestasi di tech company juga diungkapkan oleh Managing Director Mandiri Sekuritas dalam sebuah wawancara bersama salah satu media online. Beliau menuturkan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG kini telah mengungguli indeks LQ45.
Baca juga: 7 Tip Belajar Saham Terbaik untuk Pemula
Bukan tanpa alasan, para investor mulai tertarik untuk berinvestasi di tech company lantaran mereka percaya bahwa peluang ekonomi digital di Indonesia semakin terbuka lebar. Hal ini juga ditandai dengan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap penggunaan teknologi digital.
Minat para investor yang meningkat ini juga didukung dengan akses internet yang memadai. Penetrasi internet yang mencapai 64,1 persen di tahun 2021 dan penggunaan e-commerce yang sudah mencapai setengah dari populasi negara ini, menjadi daya tarik tersendiri bagi investor untuk memulai berinvestasi di tech company.
Tech Company Membawa UMKM Naik Level
Menjamurnya perusahaan berbasis teknologi di Indonesia ini tidak bisa diabaikan begitu saja oleh para pelaku UMKM. Hadirnya teknologi di tengah masyarakat membuka peluang digital untuk membawa pelaku UMKM naik level. Digitalisasi membuat daya saing yang lebih kompetitif di dunia UMKM dan membuka peluang pasar yang lebih luas.
Meskipun berinvestasi pada sektor teknologi ini cukup menggiurkan, namun sebagai investor, kamu juga perlu mengetahui bahwa tidak ada investasi yang bebas risiko. So, apabila kamu berminat untuk berinvestasi di perusahaan teknologi, kamu juga tetap perlu belajar investasi, melakukan riset, serta memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu.
Hal lain yang perlu kamu amati, apabila kamu memang berminat, adalah pertumbuhan perusahaan dalam kurun waktu jangka panjang. Saat kamu memutuskan berinvestasi di startup, maka kamu juga harus siap bahwa perusahaan tersebut berpotensi tersingkir dan diakuisisi oleh perusahaan lain yang lebih besar. Sejarah telah berulang kali mencatat mengenai hal ini.
Baca juga: 7 Cara Membaca Analisa Fundamental Saham Bagi Pemula
Sementara itu, apabila kamu berinvestasi di big tech company, maka risikonya juga akan cenderung lebih kecil. Pasalnya, big tech sudah memiliki skala dan dominasi perusahaan yang lebih besar.
So, gimana nih strateginya, agar investasimu di sektor ini bisa bertumbuh sesuai dengan harapan?

Tips Berinvestasi bagi Pemula di Tech Company
Berikut adalah beberapa tips berinvestasi di tech company yang perlu kamu perhatikan sebelum memasukkannya ke dalam keranjang investasi demi memenuhi tujuan keuanganmu.
1. Menentukan tujuan investasi
Sebelum kamu memutuskan untuk terjun ke dunia investasi tech company, sebaiknya kamu tentukan terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan investasimu. Tentukanlah hal ini sedini mungkin ketika kamu memutuskan untuk belajar investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dengan adanya tujuan investasi, maka dalam prosesnya, kamu akan dapat menentukan tech company mana yang akan dapat mengakomodasi kebutuhanmu. Ingat, bahwa kesesuaian antara instrumen dan tujuan investasi akan membuahkan imbal hasil yang optimal.
2. Cek kembali kondisi keuanganmu
Hal berikutnya yang perlu kamu lakukan sebelum memutuskan untuk berinvestasi adalah melakukan financial check-up atau mengecek kembali kondisi keuanganmu. Pastikan dana pengeluaranmu sudah benar-benar berada dalam jalur pengelolaan keuangan yang tepat.
Kamu perlu memeriksa harta, rasio aset lancar, rasio menabung, investasi, cash flow, hingga utang secara menyeluruh, sebelum akhirnya benar-benar menanamkan modal pada tech company.
3. Kenali profil risiko dalam berinvestasi
Setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda-beda, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Terdapat tiga profil risiko investor yang perlu kamu ketahui, yakni konservatif, moderat, dan agresif.
Investor dengan profil risiko konservatif cenderung takut untuk berspekulasi, sehingga biasanya mereka akan memilih instrumen investasi dengan risiko yang lebih rendah dan return yang kecil.
Sementara investor dengan profil risiko moderat, umumnya memiliki keberanian yang sedikit lebih tinggi dibandingkan investor konservatif. Investor moderat cenderung tidak takut berinvestasi di pasar modal yang cukup fluktuatif demi mendapatkan imbal hasil yang lebih besar.
Profil risiko investor yang terakhir adalah agresif, yang identik dengan ambisi yang besar untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal demi mencapai tujuan keuangannya. Investor dengan tipe ini selalu siap untuk masuk ke dalam pasar yang fluktuatif dengan risiko besar demi keuntungan yang lebih besar lagi.
Nah, kalau kamu sendiri masuk ke dalam profil risiko yang mana? Selain menyesuaikan dengan kebutuhan, adalah penting untukmu bisa menyesuaikan instrumen dengan profil risiko. Jika kurang sesuai, maka bisa jadi kamu enggak akan happy dengan pertumbuhan dana investasimu, baik kamu merasa optimal atau jantungan karena terlalu tinggi risiko. Keduanya akan membuatmu tidak nyaman. Begitu juga jika kamu berminat untuk berinvestasi di tech company.
4. Memilih produk investasi dengan cermat
Sebagaimana profil risiko, produk investasi pun memiliki karakteristik yang cukup beragam. Oleh karena itu, sebelum memasukkan instrumen investasi tech company ke dalam keranjang investasimu, kamu perlu mempelajari dan menganalisis produknya terlebih dahulu.
Kamu dapat mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya melalui platform edukasi finansial dan sumber resmi yang bisa diakses kapan dan di mana saja. Jangan sampai kamu terjebak dalam kerugian saat berinvestasi karena minimnya informasi yang kamu dapat. Apalagi jika kamu berinvestasi hanya karena instrumen atau produknya sedang hype saja. Waspada akan bubble investasi yang sewaktu-waktu pecah, yang bisa berpeluang membuatmu mengalami kerugian.
5. Pilih platform terpercaya dan belilah produk investasi unggulan
Last but not least, kamu perlu jeli dalam memilih platform untuk berinvestasi. Pasalnya, digitalisasi dunia keuangan berhasil memunculkan beragam platform investasi digital yang menawarkan berbagai layanan pengelolaan keuangan.
Pilihlah platform investasi tech company yang tidak hanya memiliki reputasi yang baik, namun juga sudah diawasi oleh OJK. Hal ini akan meminimalkan risiko kerugian yang akan kamu dapatkan ketika berinvestasi.
Selain platformnya, kamu juga perlu membeli instrumen investasi unggulan. Dengan demikian, kamu dapat memilih produk investasi yang sesuai dengan tujuan keuanganmu demi mencapai financial independence.
So, lakukanlah riset sebelum memilih platform dan produk investasi, ya!
Demikianlah ulasan mengenai prospek investasi di tech company, beserta tips yang akan membantumu sebelum terjun ke dalamnya. Belajar investasi tidak hanya akan menghindarkanmu dari risiko kerugian, namun juga akan membantumu untuk mencapai kemerdekaan finansial dengan keuntungan yang maksimal.
So, let’s become financially independent dengan membership Ternak Uang selama 1 tahun! Learn, practice, one step at a time. Dengan menjadi member Ternak Uang, maka kamu bisa mendapatkan 365 hari penuh untuk belajar berbagai tahapan menuju merdeka finansial.
Kamu bisa mengikuti 100 session belajar keuangan bersama pembicara yang ahli dalam bidang keuangan dan 2 big events! Tunggu apa lagi? Klik tombol di bawah ini, dan ikuti step by step-nya ya!