Saat ini, saham merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup populer di Indonesia. Banyak yang mulai mendalaminya, apalagi sejak pandemi dijalani. Saham memang banyak jenisnya, sehingga kadang membuat bingung bagi yang baru saja berkenalan. Namun, ada satu jenis saham yang selalu direkomendasikan sebagai garis start investor pemula. Yes, saham blue chip.

Kalau kamu pernah melihat orang bermain poker, maka biasanya mereka punya chip sebagai pengganti uang tunai. Chip-chip ini bisa didapatkan di kasir kasino, dengan menukarkan sejumlah uang. Kemudian mereka akan berjudi dengan menggunakan chip-chip ini. Saat menang, mereka akan menukarkan kembali chip yang tersisa dengan sejumlah uang tunai.

Chip-chip tersebut dikategorikan dalam beberapa warna. Ada merah, hijau, cokelat, dan biru. Nah, meski masing-masing kasino punya kebijakan sendiri, tetapi umumnya warna biru dipakai oleh chip dengan valuasi yang terbesar.

Dari sinilah, istilah saham blue chip berasal.

Harga Saham Sering Naik Turun, Apa Penyebabnya?

Apa Itu Saham Blue Chip?

Saham blue chip diartikan sebagai saham lapis dari perusahaan besar yang labanya sudah stabil; saham dari perusahaan dengan kinerja dan reputasi yang baik.

Umumnya perusahaan besar yang dimaksud di sini adalah perusahaan yang mapan dan sehat secara finansial, telah beroperasi selama bertahun-tahun dan memiliki pendapatan yang dapat diandalkan. Produk mereka merupakan leader di industri ataupun sektornya. Valuasi bisnisnya besar, dan kapitalisasinya besar di bursa.

Istilah blue chip pertama kali digunakan untuk menggambarkan saham dengan harga tinggi pada tahun 1923 di Amerika Serikat, dengan dianalogikan pada chip poker yang sempat disebut di atas tadi.

Saat itu, seorang karyawan Dow Jones bernama Oliver Gingold mengamati pergerakan beberapa saham yang diperdagangkan dengan nilai lebih dari USD 200 per lembar saham. Sejarah perusahaan Dow Jones mencatat, Gingold kala itu menggunakan istilah bluechip untuk pertama kalinya ketika ia berdiri di samping ‘ticker’ perusahaan yang kini menjadi perusahaan manajemen investasi, Merrill Lynch.

Setelah melakukan pengamatan atas beberapa saham yang diperdagangkan di kisaran USD 200 hingga USD 250 per lembar saham, dan bahkan lebih tinggi dari itu, Gingold melaporkan kepada Lucien Hooper dari Hutton and Company. Ia kembali ke perusahaan tersebut, dan menuliskan tentang saham blue chip tersebut.

Saham Blue Chip: Pengertian dan Contohnya

Ciri-ciri dan Kriteria Perusahaan dengan Saham Blue Chip

Sebenarnya saham blue chip tidak pernah terdefinisikan secara resmi di bursa mana pun di dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun—misalnya di Indonesia—kita mengenal berbagai jenis indeks, tetapi tidak pernah ada istilah ‘bluechip’ dipergunakan secara resmi. Dengan demikian, bisa disimpulkan, bahwa istilah ini hanya beredar di kalangan para investor. Meski demikian, ini sudah menjadi istilah yang umum juga di pasar modal.

Ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan agar bisa disebut termasuk dalam golongan saham blue chip. Sebenarnya ini sudah sempat disinggung secara sekilas di atas, jadi, mari kita lihat lebih detail satu per satu.

1. Nilai Kapitalisasi Besar

Ciri pertama dari saham blue chip adalah kapitalisasi pasar yang besar.

Kapitalisasi adalah nilai total saham yang beredar di bursa. Untuk saham ini, memiliki kapitalisasi besar di atas Rp40 triliun. Penggolongannya adalah ketika kapitalisasi sudah mencapai di atas Rp10 triliun ke atas maka sudah dikatakan besar.

Sementara untuk kapitalisasi antara Rp500 miliar hingga Rp10 triliun, maka saham itu akan dikategorikan sebagai saham lapis dua. Kemudian, untuk harga di bawah Rp500 miliar, maka akan dimasukkan ke dalam saham lapis tiga.

2. Pemimpin di Sektor Industrinya

Perusahaan penerbit saham blue chip dianggap sebagai pemimpin di sektor industrinya. Produknya bisa saja sudah terkenal di nasional maupun internasional, gampang ditemukan di mana saja dan banyak penggunanya. Biasanya sudah beroperasi selama puluhan tahun.

Trading Saham Online Modal Kecil? Begini Caranya!

3. Konsisten memberikan dividen

Dividen yang konsisten juga bisa menjadi salah satu kriteria saham blue chip. Istilah dividen biasanya dipakai untuk menyebut laba yang dihasilkan perusahaan tersebut, kemudian diberikan kepada pemegang saham.

Setiap tahunnya perusahaan tersebut memberikan laba sebagai bentuk apresiasi atas dukungan pemegang saham tersebut.

4. Kinerja Perusahaan Sudah Solid

Ciri saham blue chip berikutnya adalah memiliki kinerja perusahaan yang solid. Misalnya saja seperti laba yang dihasilkan konsisten, memiliki produk berkualitas dan dicintai masyarakat, track record perusahaan terus tumbuh tiap tahunnya.

Bisa juga disebut bahwa perusahaan dengan bluechip merupakan perusahaan yang tidak mudah goyah dan bangkrut, meskipun keadaan ekonomi sedang mengalami krisis sekalipun.

5. Ramai Diperdagangkan

Banyak investor yang memiliki dan memperdagangkan saham blue chip ini, baik secara perorangan atau lembaga.

Di Bursa Efek Indonesia, sering kali bluechip masuk ke dalam indeks LQ45. Namun, tidak semua yang masuk ke LQ45 merupakan saham blue chip.

Yang dimaksud dengan LQ45 ini adalah indeks yang berisikan saham-saham dengan likuiditas tinggi, ataupun saham-saham yang ramai diperdagangkan.

Swing Trading Saham: Apa Maksudnya?

Contoh Perusahaan dengan Saham Blue Chip

Umumnya, perusahaan dengan saham blue chip menjual produk baik barang ataupun jasa dengan kualitas baik dan diterima secara nasional.

Di bursa efek luar negeri, yang selalu dianggap sebagai blue chip terbaik di antaranya adalah Facebook yang memiliki valuasi pasar mencapai USD 553,6 miliar.

Ada juga McDonald’s Corp yang disebut sebagai salah perusahaan dengan saham blue chip terbaik tahun lalu. Dengan ritual pembagian dividen selama lebih dari 42 tahun, tak heran jika McDonald’s Corp selalu masuk sebagai saham bluechip teraman setiap tahunnya. Selain itu, ada juga contoh perusahaan dengan saham blue-chip adalah IBM Corp., Coca-Cola Co. dan juga Boeing Co.

Bagaimana dengan Indonesia? TLKM, BBRI, BBCA, UNVR, ASII, ICBP, UNTR, MYOR, PGAS adalah beberapa di antara sederetan bluechip yang selalu masuk ke dalam portofolio banyak investor.

Itu dia sekilas mengenai saham blue chip yang bisa kamu catat. Seterusnya, lakukan analisis fundamental dan teknikal secara tepat jika ingin mulai mengoleksinya. Pahami juga risikonya, dan sesuaikan dengan tujuan keuangan dan profil risiko yang kamu punya ya.