Dalam proses kamu belajar tentang investasi, terutama saham, kamu pasti punya banyak pertanyaan tentang saham yang perlu dicarikan jawabannya. Betul? Pastinya, rasa ingin tahu dan penasaran itu cukup ‘mengganggu’ ya?
Jangan khawatir, berikut ada 7 pertanyaan tentang saham yang sangat sering ditanyakan oleh mereka yang masih belajar saham ataupun pemula. Mungkin ada di antaranya ada yang menjadi pertanyaan tentang saham yang muncul di benakmu juga.

7 Pertanyaan tentang Saham yang Sering Ditanyakan
1. Bagaimana cara mulai belajar investasi saham?
Seiring perkembangan teknologi, investasi saham sekarang memang lebih mudah. Meski demikian, kamu juga perlu untuk belajar dulu seluk beluknya. Kamu bisa mulai dari mana saja, di antaranya dengan:
- Memahami beberapa istilah investasi saham yang sering digunakan, misalnya apa yang dimaksud dengan IPO, ARB, ARA, jual dan beli saham, dan sebagainya.
- Mengerti risiko investasi saham yang harus siap untuk dihadapi, yaitu risiko capital loss dan risiko jika emiten bangkrut atau delisting.
- Memahami cara kerja saham; bagaimana caranya membeli dan menjual saham, serta kapan waktu terbaik untuk membeli dan menjual saham.
Memang banyak yang harus dipelajari. Namun, semua ini diperlukan agar kamu bisa sukses dalam berinvestasi saham dan dapat menekan risikonya yang memang cukup tinggi sehingga dapat memberimu keuntungan yang optimal.
2. Dalam membeli saham, mana yang sebaiknya dipilih; saham LQ45, saham lapis pertama atau saham gorengan?
Untuk menjawab pertanyaan tentang saham yang kedua ini, kita harus kembali ke tujuan kita masing-masing dalam membeli saham. Kita ingin membeli saham untuk apa? Untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek atau jangka panjang.
Saham LQ45 sering dianggap sebagai saham-saham kelas satu, likuiditas tinggi, yang memiliki fundamental baik, dan dengan harga yang cenderung lebih stabil. Saham dengan karakter seperti ini akan memberikan keuntungan optimal dalam jangka waktu yang lama. Keuntungan bisa didapatkan dari 2 cara: capital gain dan dividen. Namun, untuk membelinya pun harus diawali juga dengan riset dan analisis yang panjang untuk memilihnya. Begitu juga dengan saham lapis pertama dan saham gorengan, masing-masing memiliki keuntungan dan risiko masing-masing.
Dengan demikian, kita memang harus menyesuaikannya dengan kebutuhan, kemampuan, dan profil risiko pribadi masing-masing. Lakukan analisis fundamental dan teknikal secara saksama, agar kamu bisa menemukan saham yang paling pas untukmu.
3. Apa tip untuk pemula dalam investasi saham jangka panjang? Apakah ada rekomendasi buku atau cara belajar yang bagus?
Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk bisa menjawab pertanyaan tentang saham ini. Salah satunya, kamu bisa mengikuti tip investasi jangka panjang dari Warren Buffett yang sudah dijelaskan dalam artikel yang sudah ditautkan. Beberapa poin pentingnya adalah:
- Berinvestasi pada perusahaan atau industri yang kamu pahami
- Saat membeli saham, pertahankan untuk waktu yang lama
- Diversifikasi bisa berbahaya, jadi lakukan dengan hati-hati
- Ketahui perbedaan antara harga dan nilai
- Dengarkan mereka yang kamu kenal dan percayai
Untuk cara belajarnya, kamu bisa mulai dengan baca-baca berbagai artikel, postingan media sosial dari mereka yang sudah ahli—Ternak Uang, sudah pasti adalah salah satunya—atau bisa juga baca-baca buku, seperti:
- The Intelligent Investor, karya Benjamin Graham
- Invested, tulisan Danielle Town
- The Money Game, oleh George Goodman
- Smart Trader Rich Investor, yang ditulis oleh Ellen May
- Rich Dad, Poor Dad – Robert Kiyosaki

4. Bagaimana caranya membeli saham perusahaan publik di luar negeri dari Indonesia?
Untuk membeli saham perusahaan publik luar negeri, kamu sudah pasti harus membuka rekening sekuritas atau broker saham yang menjadi perantara pasar saham luar negeri. Sudah ada beberapa broker yang sudah menawarkannya di Indonesia, so, silakan riset melalui mesin pencari.
Setelah membuka akun di perusahaan broker pasar saham luar negeri, berikutnya untuk membeli dan menjual saham, caranya mirip dengan bertransaksi untuk saham dalam negeri. Yaitu dengan menyetorkan deposit, kemudian memilih saham, dan klik opsi beli/jual sesuai yang kamu inginkan.
Cukup sederhana kok, so, jangan takut untuk mencoba.
5. Mana yang lebih baik investor saham atau trader saham?
Baik investor saham ataupun trader saham, keduanya memiliki tujuan masing-masing dalam bertransaksi saham, sehingga tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk. Semua tergantung pada kebutuhan dan kemampuan individu itu sendiri.
Investor saham biasanya akan memiliki target jangka panjang dalam berinvestasi, misalnya seperti untuk dana pensiun, atau dana pendidikan anak yang jangka waktunya masih lebih dari 10 tahun. Dengan demikian, mereka akan mengoleksi saham-saham yang memang memberikan keuntungan optimal dalam jangka waktu panjang.
Trader saham umumnya akan mengincar keuntungan dalam transaksi jangka pendek. Apakah ini buruk? Tentu saja tidak. Dengan strategi-strategi yang tepat, seorang trader bisa meraih sukses karena mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Namun, tentu saja harus memiliki kemampuan yang mumpuni dalam membaca pasar.
Keduanya butuh proses belajar yang cukup lama, banyak trial and error, bahkan harus sering siap dengan risiko kerugian.
6. Bisakah hidup hanya dari main saham, tanpa bekerja?
Makna dari pertanyaan tentang saham keenam ini adalah passive income. Tapi bukan berarti juga tanpa bekerja sama sekali. Seorang investor yang ingin memiliki passive income dari saham, harus bekerja keras membangun asetnya di awal hingga mencapai jumlah yang cukup dan mampu memberikannya penghasilan pasif.
Untuk bisa memastikan investasi kita tidak akan habis, maka ada sebuah formula yang bisa kita gunakan, yaitu The 4% Rule, yang merupakan hasil penelitian dari Trinity Study.
Rumusnya:
Dana pensiun = Pengeluaran tahunan x 25
- Pengeluaran tahunan: pengeluaran rutin bulanan x 12
- Angka 25 merupakan hasil bagi dari 100% dengan 4%
Contoh:
Pengeluaran rutin kita setiap bulan Rp10 juta. Dengan demikian, pengeluaran tahunan menjadi Rp120 juta. Maka, dana pensiun yang kita butuhkan agar bisa ditarik sebagai ‘gaji’ secara rutin setiap bulan sesuai gaya hidup yang kita miliki adalah
Rp120 juta x 25 = Rp3 miliar
Ini artinya, dengan berinvestasi dan hasil imbal minimal 4% per tahun, kita bisa mendapatkan ‘gaji’ dari investasi untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa menggerus dana pokoknya.
Sekarang, yang menjadi PR adalah mencari saham yang mampu memberikan imbal rata-rata minimal 4% per tahun.

7. Kapan saat terbaik membeli saham?
Setidaknya ada 3 jenis waktu terbaik untuk membeli saham, yaitu:
- Saham undervalued, yang artinya berada di bawah nilai yang sebenarnya. Hal ini bisa kamu ketahui dengan melakukan analisis fundamental
- Ketika terjadi penurunan nilai pasar, yang artinya saham-saham sedang mengalami ‘diskon’. Ini kesempatanmu untuk bisa membeli saham berkualitas tetapi dengan harga miring.
- Setelah kamu melakukan perencanaan dan analisis yang mendalam
Nah, itu dia 7 pertanyaan tentang saham yang cukup sering ditanyakan oleh mereka yang ingin belajar saham. Apakah ada di antaranya yang menjadi pertanyaan kamu juga? Atau, kamu belum puas dengan jawaban-jawaban yang ada? Ataukah, kamu masih punya banyak pertanyaan tentang saham yang lain?
Kamu bisa ajukan pertanyaan tentang saham, investasi, dan seputar keuangan lainnya, di situs community Ternak Uang. Download aplikasinya, dan bergabung bersama ribuan orang lain yang sudah tergabung di dalamnya.