Memiliki passive income menjadi salah satu cita-cita terbesarmu? Itu tandanya kamu sudah sadar pentingnya untuk menjadi bebas finansial.
Ya, karena untuk bisa menjadi bebas secara finansial, salah satu “syaratnya” adalah memiliki passive income yang cukup.
Nah, untuk mendapatkannya sudah pasti butuh usaha. Iya, karena passive income tidak serta merta ada begitu saja, apalagi jika kamu bukan termasuk yang memiliki privilege tertentu, misalnya dapat hibah atau warisan. So, kita harus mengusahakannya sendiri, dan harus jeli memilih instrumen apa yang bisa memberikan passive income pada kita.
Memang tak semua jenis instrumen investasi bisa mendatangkan passive income. Namun, zaman sekarang sih pilihannya sudah sangat beragam. Mulai dari yang konvensional, syariah, sampai yang digital, seperti cryptocurrency.
Mari kita lihat dulu mengenai pengertian passive income itu sendiri.

Apa Itu Passive Income?
Passive income adalah penghasilan yang kita dapatkan tanpa melakukan pekerjaan secara aktif. Kerjanya umumnya dilakukan di awal.
Misalnya nih, kamu hendak menyewakan properti sebagai passive income. Maka, pastinya, kamu harus membeli dulu properti tersebut. Misalnya, kos-kosan. Bisa jadi, di awal, kamu akan harus membangun dulu rumah kosnya, atau mungkin merenovasi bangunan lama. Kamu juga perlu menyediakan dana atau modal, untuk membeli properti tersebut, yang kamu dapatkan dengan cara bekerja secara aktif.
Saat sudah siap, maka kos-kosan bisa mulai menerima penyewa. Saat penyewa datang, maka saat itulah kamu mulai mendapatkan passive income dari uang sewa.
Nah, mendapatkan sumber penghasilan secara pasif ini akan sangat membantu kamu menambah stream income. Tak hanya dari bekerja di kantor, atau mengelola bisnis, atau juga bekerja secara freelance, kamu bisa menambah penghasilan dari pintu yang lain.
Selama ini, orang mengenal properti, bisnis, dan surat-surat berharga sebagai sumber passive income yang cukup menguntungkan. Namun, sekarang—seiring perkembangan zaman dan teknologi—ada lagi loh instrumen yang bisa memberimu passive income. Yes, investasi cryptocurrency.

Kelebihan Cryptocurrency sebagai Instrumen Passive Income
Memangnya, apa kelebihan investasi crypto dibanding instrumen yang lain?
Salah satu keuntungan yang khas dari cryptocurrency dibandingkan instrumen passive income yang lain adalah sifatnya yang terdesentralisasi.
Setiap orang bisa mengakses dan memanfaatkannya nyaris tanpa batas, karena cryptocurrency tidak bersifat terpusat, sehingga tidak berada di bawah otoritas mana pun, murni dikendalikan oleh para user. Jangkauannya sangat luas, dan mengglobal, tak terbatas oleh negara dan mata uang fiat.
Transaksinya juga sangat cepat, karena didukung oleh teknologi blockchain yang canggih, dan tak perlu verifikasi dari pihak mana pun. Seluruh proses transaksi juga sangat transparan, sehingga jika ada kecurangan, maka akan dapat terlihat oleh banyak orang. Tanggung jawab aset berada di tangan masing-masing pemiliknya.
Meski demikian, untuk saat ini, memang masih banyak negara yang melarang pemanfaatan mata uang digital ini, bahkan banyak yang memberlakukan ban atas aset digital apa pun. Hal ini tentu saja agak menyulitkan, meski tetap bisa dilakukan dengan usaha yang lebih ekstra.
Transparansi blockchain juga memungkinkan seseorang untuk “menyerang” kepemilikan aset orang lain, tanpa terlacak identitasnya. Dan, begitu aset berpindah tangan, maka tidak bisa dilakukan pembatalan. So, kalau lagi apes, wallet kita dibobol hacker, maka literally tidak ada yang dapat kita lakukan untuk mencegahnya. Hal ini berbeda dengan sistem perbankan negara, yang kalau ada yang berusaha mencuri, maka akan ada pengamanan berlapis dari pihak yang berotoritas.

Jenis Aset Kripto yang Bisa Menjadi Instrumen Passive Income
Aset kripto sekarang memang berkembang luar biasa. Ada ribuan jenis yang sudah beredar dan diperdagangkan secara global. Namun, tidak semua bisa diharapkan menjadi sumber passive income.
1. Bitcoin
Bitcoin merupakan mata uang digital pertama yang meluncur, dan kini merupakan cryptocurrency dengan market cap terbesar yang diperdagangkan di bursa kripto.
Menjadi koin yang paling populer, dan juga keterbatasan jumlahnya yang hanya 21 juta keping saja, membuat bitcoin menjadi cryptocurrency paling berharga saat ini. Meski volatil, seperti halnya cryptocurrency yang lain, bitcoin pernah mencapai harga all time high pada 20 Oktober lalu dengan harga US$67,016, atau setara dengan kurang lebih Rp900 juta (kurs Rp14.212).
2. Ethereum
Ether merupakan koin dengan market cap terbesar kedua setelah bitcoin, dan sempat mencetak rekor harga baru pada 29 Oktober 2021, dengan harga US$4.400, atau sekitar Rp 62,5 juta. Ini berarti kenaikannya lebih dari 60% sejak akhir September 2021 lalu.
3. Binance Coin
Saat artikel ini ditulis, binance coin menempati urutan ketiga cryptocurrency bermarket cap terbesar. Dan, serempak bersama bitcoin, ether, dan altcoin lainnya, binance juga mengalami penguatan belakangan ini, terutama saat ini yang menguat 9,45% ke US$ 496,38/koin (Rp 7.023.777/koin).
Nah, selain ketiga mata uang digital dengan market cap terbesar di atas, juga ada sederetan altcoin yang bisa kamu pantau pergerakannya, untuk kemudian kamu lakukan analisis; apakah cukup potensial sebagai instrumen passive income? Misalnya saja seperti Dogecoin, Litecoin, Cardano, Solana, Shiba Inu, dan sebagainya.
Step by Step Passive Income dari Crypto
Lalu, bagaimana ya caranya membangun passive income dari crypto ini? Apa saja persiapan yang mesti dilakukan? Apa saja hal yang mesti diperhatikan?
Yuk, gabung dalam TUToring: Step by Step Passive Income dari Crypto, bersama Irfandi M., yang merupakan Product Owner & Research Analyst dari Ternak Uang. Diselenggarakan di hari Selasa, tanggal 2 November 2021, pastikan kamu enggak kehabisan seat!