Masih sedikit yang tahu bahwa pasar modal Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Bahkan ‘usia’-nya pun lebih lama dari kemerdekaan bangsa kita.
Secara umum, fungsi dari pasar modal ada dua, yaitu sebagai sarana bagi perusahaan untuk bisa mendapatkan dana segar dari investor atau masyarakat pemodal. Berikutnya, sebagai wadah bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi di berbagai instrumen keuangan seperti obligasi, saham, reksa dana dan lain sebagainya.
Di negara kita, pasar modal Indonesia resmi dikelola oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Dalam perkembangannya dari waktu ke waktu, pasar modal memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi negara kita.
Ini bisa dilihat dari manfaat pasar modal bagi negara, seperti:
- Salah satu sumber pendapatan negara
- Bisa menarik investor asing ke dalam negeri
- Sangat membantu dalam menjalankan roda perekonomian
Apakah manfaat pasar modal hanya bisa dirasakan oleh negara saja? Tentu tidak. Seperti fungsi yang dipaparkan di atas, masyarakat pun bisa turut merasakan efek positifnya, yakni mendapatkan keuntungan dari instrumen investasi dan memberikan alternatif jenis investasi yang lainnya.
Baca juga: Belajar Saham dengan Memahami 27 Istilah dalam Pasar Modal Berikut Ini Yuk!
Dari fungsi dan manfaat yang bisa dirasakan oleh berbagai pihak, tak ada salahnya jika kita melihat ke belakang seperti apa sejarah pasar modal Indonesia. Karena jika tidak ada pasar modal Indonesia, tentunya kita tidak akan mengenal berbagai instrumen investasi yang sudah memberikan berbagai kemudahan dalam meraih financial independent.

Sejarah Pasar Modal Indonesia
Di tahun 1912, pertama kali pasar modal Indonesia hadir di Batavia. Di awalnya, ini merupakan bursa efek dengan nama Amsterdamse Effectenbueurs, yang didirikan oleh pemerintah Belanda dengan alasan untuk kepentingan VOC.
Bertempat di Batavia (Jakarta), Amsterdamse Effectenbueurs merupakan pasar modal tertua urutan keempat di Asia setelah Bombay, Hongkong dan Tokyo. Yang menjadi alasan utama pihak pemerintah Belanda membuka cabang bursa efek di Batavia adalah di abad 19 mereka tengah membangun perkebunan secara besar-besaran.
Untuk memudahkan pembangunan, maka pemerintah kolonial Belanda membutuhkan modal yang tidak sedikit. Sumber modal utama yang dijadikan sasaran pada masa itu adalah tabungan yang berasal dari orang-orang Eropa, termasuk Belanda, dengan penghasilan di atas rata-rata.
Tepatnya di tanggal 14 Desember 1912, pasar modal Indonesia resmi dibuka dengan nama Vereniging voor de Effectenhandel. Apabila diterjemahkan ke bahasa Indonesia, namanya adalah Asosiasi Perdagangan Efek. Di masa itu, efek yang diperjualbelikan adalah obligasi, juga saham.
Namun, beberapa tahun kemudian pasar modal Indonesia harus ditutup karena munculnya resesi ekonomi sebagai akibat Perang Dunia I. Ditutup tahun 1918 dan dibuka kembali bersama Bursa Efek Surabaya dan Semarang di tahun 1925-1942.
Kembali lagi, di awal tahun 1939, karena isu politik dan adanya Perang Dunia II, Bursa Efek di Surabaya dan Semarang ditutup. Sedangkan Bursa Efek Jakarta ditutup selama Perang Dunia II yakni di tahun 1942-1952. Keadaan ini pun terus berlanjut. Pasar modal Indonesia vakum di tahun 1956 sampai 1977.
Pasar modal Indonesia dibuka kembali di tahun 1977 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan nama Bursa Efek Jakarta. Ini ditandai dengan melantainya emiten pertama, yaitu PT Semen Cibinong. Di tahun-tahun berikutnya, pasar modal Indonesia pun mengalami perkembangan dan muncul berbagai kebijakan. Akhirnya pasar modal Indonesia pun namanya berganti menjadi Bursa Efek Indonesia.

Perkembangan dan Prospek Pasar Modal Indonesia
Dari tahun 1977 sampai 1987, perkembangan Bursa Efek Jakarta (BEJ) tidak terlalu menggembirakan. Dalam kurun waktu sepuluh tahun tersebut, tercatat hanya ada 24 emiten yang ada. Dan di masa tersebut, masyarakat pun lebih menyukai instrumen perbankan.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, pemerintah Indonesia pun melakukan deregulasi yang terkait peraturan UU pasar modal untuk mempermudah investor dan juga emiten. Seperti oase di tengah padang pasir, deregulasi tersebut pun menunjukkan titik cerah bagi pasar modal Indonesia. Kondisinya semakin membaik dan inilah yang membuat pemerintah membuka peluang investor asing untuk berinvestasi di Indonesia dengan batas kepemilikan saham maksimal di angka 49%.
Perkembangan Investor yang Menggembirakan
Tahun-tahun berikutnya pun iklim investasi di Indonesia kian membaik. Ini bisa dilihat dari jumlah investor yang mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.
Seperti di tahun 2018, jumlah investor pasar modal mencatat angka 1,6 juta. Lalu di tahun 2019 mengalami pertumbuhan hingga 53% menjadi 2,4 juta. Dilanjut tahun 2020, jumlah investor tumbuh 13% dari akhir 2019 yakni 2,8 juta.
Dan yang paling menggembirakan, berdasarkan data yang dihimpun dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal Indonesia meroket di akhir Oktober 2021. Tercatat ada 6,76 juta investor di periode itu. Walaupun negara masih ada dalam kondisi pandemi Covid-19, tapi tidak menyurutkan animo masyarakat untuk menjadi investor.
Baca juga: 50% Lebih Investor Saham Adalah Para Usia Muda – Ini Tip Terbaik untuk Investasi di Pasar Modal
Jumlah tersebut ternyata meningkat di akhir tahun. Tercatat per 29 Desember 2021, total investor ada 7,48 juta atau meningkat 92,7%. Angka ini mengalami peningkatan tujuh kali lipat dibandingkan tahun 2017.
Lonjakan dari jumlah investor ritel tersebut berdampak akan dominasi investor ritel terhadap kegiatan perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia yang menembus angka 56,2% dibandingkan tahun sebelumnya 48,4%.
Program BEI Bertambah
Selain itu, agar pengembangan pasar modal Indonesia terus berkesinambungan, Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan OJK dan juga SRO aktif mengedepankan program yang terkait Ekonomi Hijau, Social and Governance (ESG).
Program-program tersebut meliputi berbagai fasilitas penerbitan green bond, reksa dana tema ESG, efisiensi sarana pelaporan secara elektronik (paperless), juga peluncuran IDX Microsite ESG dan rangkaian kegiatan edukasi serta kolaborasi dengan seluruh stakeholders dalam akselerasi program ekonomi hijau.
Tak berhenti sampai di situ, Bursa Efek Indonesia telah berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 3700:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) berdasarkan hasil audit yang telah dilaksanakan di bulan Desember 2021 oleh Lembaga Sertifikasi British Standards Institution (BSI). Mendapatkan sertifikasi ini tentunya turut serta meningkatkan kepercayaan stakeholders pada BEI.
Bursa Efek Indonesia juga tak hentinya melakukan pengembangan pasar modal syariah. Dan ini mengantarkan BEI mendapatkan penghargaan The Best Islamic Capital Market di GIFA Awards selama tiga tahun berturut-turut. Dan di akhir 2021, hadirnya PT BJB Sekuritas Jawa Barat sebagai Perusahaan Efek Daerah (PED) pertama di Indonesia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai AB sponsor pertama PED di Bursa Efek Indonesia.

Prospek di Tahun 2022 dan Seterusnya
Di awal tahun, Bursa Efek Indonesia mencatat pertumbuhan jumlah investor di pasar modal di angka 260 ribu. Jadi total investor hingga 21 Januari 2022 sebesar 7,75 investor. Angka ini akan terus bertambah seiring masifnya edukasi tentang pentingnya investasi ke masyarakat.
Di sisi emiten, membuka tahun 2022 sudah ada dua perusahaan yang telah resmi melantai di BEI dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 723 miliar. Hingga pertengahan Januari, total perusahaan yang sudah tercatat di bursa mencapai 768 emiten.
Perkembangan dan pencapaian pasar modal Indonesia menjadi bukti bahwa perekonomian negara kita sekarang ini memiliki masa depan yang cerah. Walau politik luar negeri lagi tidak kondusif ditambah pandemi belum usai tapi setidaknya kondisi saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya.
Baca juga: Pasar Modal: Pengertian, Regulasi, dan Serba-Serbi yang Harus Kamu Ketahui
Bagi kamu yang ingin berinvestasi, yuk tidak perlu ragu lagi untuk memilih jenis investasi yang ada di pasar modal. Sesuaikan dengan profil risiko, bujet, dan tujuan keuangan kamu, ya.
Apabila kamu tertarik untuk belajar investasi dan membutuhkan informasi lain mengenai dunia investasi, silakan bergabung dengan academy Ternak Uang. Sebagai platform digital yang bergerak di bidang finansial, Ternak Uang menyediakan ribuan konten edukasi investasi dengan berbagai instrumen bagi investor pemula.
Yuk, gabung jadi member Ternak Uang! Ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan, mulai dari akses video modul-modul pembelajaran, ikutan berbagai event, dan masih banyak lagi! Segera daftarkan dirimu, dan mulai langkah pertama untuk sukses menjadi investor!