Pernahkah kamu mendengar istilah kondisi financial distress? Kondisi financial distress adalah kondisi ketika kita tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan layak, atau kalau di perusahaan, gagal untuk mendapatkan laba yang cukup.
Seperti apa maksudnya?
Kesulitan keuangan bisa terjadi pada siapa saja. Gejolak ekonomi, resesi, termasuk saat pandemi COVID-19 yang menghantam seluruh negara, adalah beberapa penyebab kondisi keuangan yang memburuk. Yang lain? Masih banyak.
Akibatnya, banyak yang kehilangan penghasilan. Pun banyak perusahaan yang gulung tikar. Kebutuhan hidup makin sulit dipenuhi, bahkan semakin buruk karena banyak yang terjerat utang berbunga mencekik.
Kondisi seperti ini, oleh para ahli ekonomi, disebut sebagai kondisi financial distress.
Banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya financial distress ini. Bagi individu yang mengalami financial distress, yang umumnya menjadi pemicu utama adalah kurang baik dalam mengelola keuangan. Jadi, tidak heran bukan, jika saat ini banyak yang mengedukasi pentingnya personal finance atau mengelola keuangan pribadi agar menghindari kesulitan di kemudian hari.
Sebenarnya kondisi financial distress ini bisa dicegah oleh berbagai cara. Nah, agar kamu lebih memahaminya, di artikel kali ini akan membahas lengkap mulai dari pengertian, ciri dan cara mencegah financial distress ini. Yuk, dibaca hingga tuntas!

Pengertian Financial Distress
Seperti yang sudah diungkap di atas, kondisi financial distress adalah ketika perusahaan maupun individu mengalami kesulitan ekonomi; tidak bisa memenuhi kewajiban sebagai debitur karena tidak memiliki dana cukup dalam melunasi cicilan maupun melanjutkan bisnis atau memenuhi kebutuhan.
Dalam suatu bisnis, kondisi ini akan ditandai dengan penurunan keuntungan serta aset tetap dan ini kerap terjadi menjelang kebangkrutan.
Baca juga: Personal Financial Planning: Apa Artinya dan 5 Langkah Terbaiknya
Agar lebih jelas, berikut ini pengertian financial distress dari berbagai ahli keuangan.
Darsono dan Ashari
Menurut Darsono dan Ashari (2005), kondisi financial distress adalah sebuah ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajiban keuangan yang jatuh tempo dan mengalami kebangkrutan.
Bringham dan Daves
Dikutip dari Bringham dan Daves (2002), kondisi financial distress adalah saat perusahaan sudah tidak bisa lagi memenuhi jadwal pembayaran atau ada indikasi perusahaan tersebut belum menjalankan kewajibannya.
Platt dan Almilia
Dari Plat dan Almilia (2002), kondisi financial distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan dari sebuah perusahaan dan ini terjadi sebelum kebangkrutan.
Tiga pengertian financial distress dari para ahli di atas rasanya cukup jelas ya menggambarkan sebuah kondisi kesulitan keuangan. Nah, tak hanya pada bisnis atau perusahaan, seseorang juga mengalami kondisi ini.
Lalu, apa saja ciri-ciri kondisi financial distress ini?
Ciri-ciri Financial Distress Bagi Perusahaan dan Individu
Ciri-ciri pada perusahaan yang mengalami kondisi financial distress adalah:
- Margin keuntungan kecil
- Sulit mencapai break even point
- Tidak bisa membayar bahkan melunasi utang
- Penjualan yang tidak bisa memenuhi target
- Konsumen tidak kembali membeli produk perusahaan tersebut
Sedangkan untuk pribadi, gejala kondisi financial distress adalah:
- Tidak punya asuransi, tabungan atau dana darurat
- Tidak bisa melacak keuangan
- Sering kali berutang pada siapa pun, lebih parah lagi pada rentenir
- Hidup dengan uang pas-pasan setiap bulan, paycheck to paycheck
- Kesulitan membayar kewajiban seperti cicilan tiap bulan
- Rasio utang lebih dari 30% dari pendapatan setiap bulan
Pada perusahaan, penyebab terjadinya kondisi financial distress adalah:
- Pengelolaan arus kas yang buruk
- Produk banyak yang tidak laku terjual
- Penjualan produk tidak capai target
- Biaya lebih besar dari anggaran
- Perputaran karyawan tinggi
- Harga bahan baku naik
- Penyalahgunaan aset perusahaan
- Efek dari perubahan kebijakan pemerintah
Sementara, bagi individu, penyebab kondisi financial distress adalah:
- Perencanaan keuangan tidak matang
- Banyak pengeluaran khususnya berbau konsumtif
- Banyak utang
- Kehilangan sumber utama pendapatan
Nah, gimana? Apakah gejala dan penyebab di atas terjadi padamu? Sudah bisa menganalisis kondisi keuangan sendiri?
Baca juga: 5 Langkah Cek Keuangan Pribadi: Sudah Sehat Belum?
Tenang, semua masalah pasti akan ada jalan keluarnya, begitu pun dengan kondisi kesulitan keuangan ini. Agar kamu bisa memperbaikinya, berikut tips mengatasi financial distress yang bisa kamu terapkan.

Cara Mengatasi Kesulitan Keuangan
Beberapa cara untuk mengatasi kondisi financial distress adalah:
Pengeluaran lebih diperketat
Cara pertama untuk mengatasi kondisi financial distress adalah pengeluaran lebih diperketat.
Untuk perusahaan, bisa dilakukan pemotongan anggaran, seperti anggaran untuk divisi pemasaran, memotong bonus atau gaji dan sebagainya. Pemutusan hubungan kerja juga bisa dikatakan sebagai langkah untuk mengatasi kondisi ini, terlepas dari apa pun efeknya.
Sedangkan untuk individu, pengeluaran yang tidak terlalu penting bisa dikurangi. Misalnya, kurangi intensitas nongkrong di kafe, kurangi membeli makanan di platform online, tunda traveling, dan lain sebagainya. Intinya, kurangi hal-hal yang tidak termasuk dalam list kebutuhan penting kamu. Coba lebih fokuskan untuk memiliki aset likuid agar bisa melunasi utang dan menabung.
Lakukan restrukturisasi kredit
Restrukturisasi kredit ini bisa diajukan oleh perusahaan yang tengah mengalami kondisi financial distress. Dengan adanya restrukturisasi ini, perusahaan akan diberikan keleluasaan dalam membayar utang kredit, seperti penurunan suku bunga, jangka waktu kredit diperpanjang, dan lain sebagainya.
Saat proposal restrukturisasi kredit disetujui, hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah tinjau kembali rencana bisnis perusahaan. Kamu bisa lakukan dengan meninjau kinerja bagian operasional dan pasar, tetapkan target dan jangka waktu dalam mencapai tujuan.
Bagaimana dengan individu? Bagi kamu yang punya utang di bank, misalnya KPR, bisa juga mengajukan restrukturisasi kredit, dengan memberikan alasan yang jelas ke pihak bank agar bisa disetujui.
Tingkatkan sumber pendapatan
Cara ketiga untuk mengatasi kondisi financial distress adalah dengan mencari sumber penghasilan tambahan. Misalnya dengan membuka usaha kecil-kecilan di rumah, memberdayakan skill yang kamu miliki atau bekerja part time agar bisa menambah penghasilan setiap bulan.
Dengan memiliki sumber pendapatan sampingan, kamu bisa menggunakan uangnya untuk melunasi cicilan, menambah pos kebutuhan sehari-hari, atau bisa juga dimanfaatkan untuk investasi.
Kadang kala kondisi financial distress ini sulit untuk diatasi sehingga menyebabkan perusahaan maupun individu mengalami kebangkrutan. Selain melakukan cara di atas, kamu bisa melakukan pencegahan agar kondisi ini bisa pulih kembali.
Mencegah Terjadinya Kondisi Financial Distress
Beberapa hal yang bisa kamu lakukan dalam mencegah financial distress adalah:
- Lakukan pengelolaan keuangan, jangan pernah menunda untuk melakukannya. Buat anggaran setiap bulan dan kebutuhan secara rinci. Ini akan memudahkan kamu melihat seberapa besar pengeluaran, dan apakah penganggaran yang dilakukan sudah benar atau belum.
- Taat pada rasio utang tidak lebih dari 30% dari total aset bersih. Berutang memang hak setiap orang. Namun, perlu disadari bahwa kamu memiliki kewajiban untuk membayar tepat waktu dan melunasinya. Oleh karena itu, sesuaikan utang kamu dengan gaji yang dimiliki.
- Cari peluang bisnis untuk mendapatkan pendapatan sampingan.
- Persiapkan aset likuid yang bisa kamu cairkan sewaktu-waktu ketika mengalami kesulitan keuangan.
- Bagi individu, dana darurat adalah hal yang tidak bisa ditawar, kamu harus memilikinya. Pastikan kamu memiliki dana darurat sebesar 6-12 kali pengeluaran bulanan.
- Sediakan dana untuk menabung dan investasi, porsinya sesuaikan dengan gaji yang kamu miliki tentunya.
- Miliki asuransi jiwa dan kesehatan.
- Untuk perusahaan, harus pintar dalam mengatur arus kas dan penganggaran.
- Jangan pernah lelah untuk mengecek kondisi keuangan kamu. Lakukan evaluasi setiap bulan atau setahun dua kali misalnya, ini tentunya untuk meninjau apakah kamu sudah memiliki gejala financial distress atau belum. Karena sejatinya mencegah lebih baik daripada mengobati. Setuju?
Baca juga: 7 Personal Finance Tips untuk Tingkatkan Kesehatan Keuanganmu
Yuk, cek kondisi keuangan kamu dengan aplikasi Ternak Uang! Caranya gampang kok, dan selanjutnya kamu bisa membuat rencana keuangan yang komprehensif untuk memperbaiki ataupun merencanakan langkah selanjutnya.