Mau memulai perjalananmu untuk menjadi seorang investor saham? Banyak PR yang harus dikerjakan, kalau gitu. Salah satunya ada baiknya kamu memahami apa itu IHSG saham, atau Indeks Harga Saham Gabungan.

Kamu pasti sering mendengarnya, bukan? Istilah ini akan selalu disebut ketika kita sedang mengikuti perkembangan pasar modal dan sering juga terdengar ketika ada berita-berita ekonomi lewat. Sebenarnya, apa itu IHSG saham? Apa pengaruhnya pada kita sebagai investor? Mengapa kita perlu memantaunya?

Yuk, kita bahas.

Saham Syariah: Pengertian dan Strategi Investasi Terbaiknya

Pengertian IHSG Saham

Indeks, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya daftar harga sekarang dibandingkan dengan harga sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang.

Nah, berarti kalau Indeks Harga Saham Gabungan, ini artinya adalah daftar harga saham yang dirata-ratakan, dan dibuat perbandingannya, dengan tujuan mengetahui tingkat naik turunnya harga saham itu sendiri.

Kalau dari situs milik Bursa Efek Indonesia sendiri, IHSG saham adalah indeks yang mengukur kinerja saham tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan yang ada di Bursa Efek Indonesia.

Seperti yang kamu tahu, bahwa harga saham itu memang mengalami fluktuasi setiap harinya. Kadang naik, kadang turun. Satu saham pergerakannya berbeda dengan saham yang lain. Jangankan setiap hari, beda jam bisa saja sudah berbeda harganya. Karena itu perlu ada satu nilai rata-rata untuk menggambarkan pergerakan keseluruhan saham pada waktu yang sama.

Nah, nilai rata-rata inilah yang menjadi nilai IHSG. Ketika IHSG naik, maka bisa disimpulkan bahwa sebagian besar harga saham tercatat di Bursa Efek Indonesia juga naik. Ketika IHSG turun, maka itu artinya harga-harga saham juga mengalami penurunan.

IHSG saat artikel ini ditulis

Apa Dasar Perhitungan IHSG Saham?

Yang menjadi dasar perhitungan IHSG adalah jumlah nilai total saham tercatat yang mulai diperhitungkan sejak 10 Agustus 1982.

Ada apa memangnya di tanggal tersebut?

IHSG hadir pertama tanggal 1 April 1983 di Bursa Efek Jakarta, yang sekarang bernama Bursa Efek Indonesia. 10 Agustus 1982 adalah hari dasar perhitungan IHSG, ketika indeks ditetapkan dengan nilai dasar 100, dengan 13 saham tercatat.

Jumlah nilai pasar adalah total setiap saham tercatat yang dikalikan dengan harga yang ada di hari tersebut. Nilai dasar ini akan disesuaikan apabila ada perubahan, misalnya ada tambahan emiten baru, adanya right issue, delisting, waran, dan hal-hal lain yang bisa memengaruhi.

Nilai dasar ini tidak terpengaruh jika ada stock split, dividen saham, atau adanya saham bonus.

Perhitungan IHSG saham menggunakan jumlah nilai pasar dengan nilai dasar (harga saham IPO) seluruh saham yang tercatat.

IHSG Saham: Ini yang Perlu Kamu Ketahui sebagai Investor Pemula

Fungsi IHSG bagi Investor

Ada beberapa fungsi Indeks Harga Saham Gabungan yang cukup berarti bagi investor. Yuk, simak.

1. Penanda pergerakan pasar

Ketika kita melihat nilai IHSG saham, maka saat itu pula kita sedang melihat kondisi semua saham yang diperdagangkan di pasar modal. Dengan demikian, bisa dikatakan, bahwa IHSG merupakan rujukan nilai saham yang dijadikan dasar penilaian investor dalam bertransaksi.

Singkatnya, IHSG naik, maka secara umum harga saham hari itu mengalami kenaikan. IHSG turun, maka bisa dikatakan pula bahwa harga saham hari itu menurun. Ini akan memengaruhi keputusan investor dan trader, apakah mereka akan menjual, membeli, atau hold koleksi sahamnya.

IHSG adalah cerminan secara general kondisi dalam pasar modal. Tak selalu berarti semua saham harganya naik, jika IHSG naik. Bisa saja, ada yang turun. Nilainya memengaruhi IHSG, tetapi jika dibandingkan indeks sebelumnya, nilainya tetap naik.

So, ini menggambarkan tren secara umum. Untuk melihat naik turun secara detail, kita bisa cek satu per satu sahamnya.

2. Patokan tolok ukur portofolio

Portofolio adalah kumpulan aset investasi yang kita miliki, bisa dalam bentuk saham atau reksa dana juga bisa. Tergantung instrumen yang kita punya.

Kita dapat mengukur seberapa bagusnya portofolio yang kita miliki dengan memperbandingkannya dengan IHSG saham. Misalnya begini. Kamu sudah memiliki saham sebagai instrumen investasi selama 10 tahun. Dalam kurun waktu 10 tahun tersebut, IHSG bertumbuh sebesar 198%. Jika portofolio kamu berada di bawah pertumbuhan IHSG, maka kamu harus melakukan beberapa hal agar pertumbuhan investasimu juga tumbuh beriringan.

Mungkin dengan mengganti instrumen investasi, atau menambah nilai investasinya. Tentu, kamu harus melakukan analisis yang mendalam dengan saksama.

3. Barometer pertumbuhan ekonomi

Fluktuasi yang ditunjukkan oleh pasar saham menjadi penanda seberapa baiknya pertumbuhan ekonomi negara. Memang ini bukan satu-satunya faktor penentu pertumbuhan ekonomi sih, tetapi pergerakan IHSG dapat menjadi gambaran besarnya.

Nah, kamu juga perlu tahu bahwa IHSG saham bukanlah satu-satunya indeks yang ada dalam Bursa Efek Indonesia. Saat ini, total ada 38 indeks saham yang bisa kamu telusuri. Tak perlu semua kamu hafalkan juga kok, kamu hanya perlu melihat beberapa indeks yang kamu tertarik untuk dijadikan rujukan portofolio.

Beberapa di antara indeks yang sering dijadikan rujukan portofolio adalah:

  • LQ45
  • IDX30
  • IDX High Dividend 20
  • Indeks Saham Syariah Indonesia/Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)
  • Jakarta Islamic Index (JII)
  • IDX-MES BUMN 17

Kamu bisa mencermati selebihnya langsung di website Bursa Efek Indonesia.

Trading Saham Online Modal Kecil? Begini Caranya!

Sekarang sudah paham ya, tentang IHSG saham ini? Ingat, lakukan analisis sesuai kebutuhan, dan pahami betul risikonya sebelum benar-benar berinvestasi saham. Saham merupakan instrumen high risk high return, sehingga di balik iming-iming cuan yang tinggi, ada risiko tinggi yang juga harus dipahami.

Tanpa ilmu yang memadai, investasi maupun trading saham bisa jadi justru memunculkan peluang rugi yang besar, hingga usahamu pun sia-sia.