Harga saham adalah harga di bursa saham yang ditentukan oleh pelaku pasar, dan dipengaruhi oleh permintaan serta penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal pada waktu-waktu tertentu. Kamu penting untuk tahu harga saham penting, sebagai investor yang ingin berinvestasi karena harga ini dapat membantu menunjukkan nilai suatu perusahaan.
Harga saham yang mengalami naik dan turun sangat wajar terjadi di bursa saham. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang muncul dari dalam dan juga luar. Jika kamu adalah salah seorang investor atau sedang mencoba bermain saham, maka perlu untuk mengetahui dan memahami faktor apa saja yang memengaruhi naik dan turunnya harga saham tersebut agar kemudian kamu bisa menentukan strategi investasi atau trading terbaik, dan tidak sampai mengalami kerugian.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Naik Turunnya Harga Saham
Secara umum, ada 2 kelompok faktor yang memengaruhi naik dan turunnya harga saham, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam perusahaan pemilik saham. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar perusahaan.
1. Kondisi Fundamental Perusahaan
Perusahaan—terutama yang sudah besar atau yang sedang bertumbuh—membutuhkan investor untuk membantu proses pengembangan bisnis. Modal yang didapatkan juga dipergunakan untuk menjaga kelancaran arus kas keuangan.
Di sinilah kemudian kondisi internal perusahaan, seperti kinerja karyawan, stabilitas finansial dan juga kebijakan-kebijakan yang diambil, akan sangat berpengaruh pada penilaian para investor.
Bila suatu perusahaan itu aktif, pengelolaannya bagus, memiliki karyawan dengan kinerja yang baik, punya laporan keuangan yang rapi dan stabil, maka secara otomatis investor akan menilai bahwa perusahaan milikmu adalah perusahaan yang kredibel. Hal ini akan berpengaruh pada harga sahamnya.
2. Fluktuasi Kurs Mata Uang
Kurs mata uang yang sedang kuat atau melemah juga dapat memengaruhi pergerakan harga saham. Konsekuensinya bisa jadi positif maupun negatif, tergantung pergerakannya. Terutama ini terjadi pada perusahaan-perusahaan tertentu yang memiliki beban utang mata uang asing.
Saat kurs atau nilai tukar mata uang menurun, maka imbasnya akan dirasakan oleh perusahaan terbuka, terutama yang bergerak di bidang ekspor impor.
Kegiatan ekspor yang menurun dapat diartikan sebagai penurunan penjualan produk perusahaan yang bersangkutan di suatu negara. Dengan demikian, hal ini dianggap sebagai pengaruh “negatif” yang dapat mengakibatkan harga saham pun menurun. Begitu juga sebaliknya, jika kegiatan ekspor dan impor naik, berarti bisa dianggap bahwa ekonomi sedang baik, dan pasar sedang gairah. Dengan demikian, harga saham pun ikut kena efek baiknya juga.

3. Tren Beli
Tren beli yang terjadi pada investor—terlepas dari apa pun pemicunya—juga memiliki efek yang besar di bursa saham.
Ini erat kaitannya dengan psikologis pasar. Ketika sekelompok investor termonitor membeli saham ABCD, maka investor lain akan kepo dan bisa jadi ikut membeli saham yang sama. Kenaikan minat akan memicu pembelian saham lebih banyak, yang kemudian akan menaikkan harga.
Ini tepat terjadi seperti hukum ekonomi yang sudah lazim, ketika permintaan naik, maka harga naik. Dan, vice versa.
Ketika tren beli terjadi, dan membuat harga naik tajam, maka saat itulah pasar disebut sedang mengalami bullish. Sedangkan kebalikannya, ketika tren jual terjadi, harga saham menjadi anjlok. Saat itulah dikatakan pasar mengalami bearish.
Kita akan membahasnya lebih detail nanti di artikel terpisah ya.
4. Manipulasi Pasar
Manipulasi pasar ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk kejahatan di pasar modal. Sangat tidak baik untuk ditiru, tetapi ada baiknya kamu pahami cara kerjanya.
Manipulasi pasar umumnya terjadi karena beberapa investor yang sudah berpengalaman dan bermodal besar melakukan manipulasi kondisi tertentu, agar indeks harga saham bergerak seperti keinginan mereka. Bisa jadi naik, bisa jadi juga turun.
Biasanya terjadi pada saham-saham di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia, yang kapitalisasinya kecil sehingga mudah di-“main”-kan di antara pemain-pemain besar.
Semua kembali ke tujuanmu dalam berinvestasi ataupun trading saham ya. Yang pasti, kamu harus benar-benar paham risiko dan konsekuensi jika memutuskan untuk turut bermain di area ini.

5. Kondisi Ekonomi Negara
Kondisi ekonomi, baik dalam satu negara maupun secara global, juga menjadi satu hal yang berpengaruh pada naik dan turunnya harga saham, yang bisa dilihat dari beberapa indikator berikut ini.
Suku bunga acuan akibat kebijakan moneter masing-masing negara yang berbeda. Jika suku bunga mengalami kenaikan, maka perusahaan dengan utang perbankan akan mengalami penyusutan laba.
Tingkat inflasi mempengaruhi kenaikan suku bunga acuan sehingga bunga kredit mengalami kenaikan.
Penurunan Indeks Harga Konsumen yang berakibat pada terjadinya deflasi.
6. Kebijakan Pemerintah
Faktor terakhir yang memengaruhi naik dan turunnya harga saham adalah kebijakan pemerintah.
Kebijakan Pemerintah berpengaruh pada harga saham, bahkan meskipun kebijakan itu masih dalam tahap wacana dan belum terealisasi. Kebijakan pemerintah yang menimbulkan naik dan turunnya harga saham antara lain seperti kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan tentang Penanaman Modal Asing (PMA), dan lain sebagainya.
Itulah beberapa faktor yang ternyata memiliki pengaruh pada fluktuasi atau naik dan turunnya harga saham di bursa.
Jika kamu masih awam dalam dunia saham dan investasi semacam ini, ada baiknya untuk mempelajari dan memahami terlebih dahulu seluruh aspeknya agar menjadi benar-benar yakin dan tidak sampai mengalami kerugian besar. Termasuk seluk beluk pasar modal, dan pernak-perniknya begini. Tenang, kamu nggak perlu khawatir, karena blog Ternakuang ini akan menyajikan berbagai artikel edukatif yang pasti dapat membantumu lebih memahami investasi dan trading saham.
So jangan ketinggalan menyimak semua artikelnya ya. Sampai ketemu di artikel berikutnya.