Kamu pasti percaya kan, bahwa belajar reksadana dan juga berinvestasi adalah sebuah langkah yang tepat untuk mendapatkan masa depan yang lebih terjamin secara finansial? Kamu pasti juga sudah menyadari bahwa berinvestasi seharusnya dimulai sejak usia muda.
Berinvestasi dalam bentuk reksadana sekarang memang banyak diminati, selain saham dan properti. Namun, sayangnya masih banyak yang belum paham bahwa belajar reksadana terlebih dahulu sebelum berkecimpung di dalamnya amatlah penting. Padahal, ketidaktahuan bisa memberikan peluang untuk merasakan kerugian. Kamu tentu tidak ingin hal ini terjadi, bukan?

Belajar Reksadana Mulai dari Pengertiannya
Hal pertama yang bisa kamu lakukan saat belajar reksadana adalah dengan berkenalan terlebih dahulu pada reksadana dan segala hal yang berhubungan dengannya. Dimulai dari pengertiannya.
Reksadana, secara harfiah bisa diartikan sebagai sebuah tempat atau media untuk menampung dana modal dari masyarakat investor. Dana ini yang nantinya akan dikelola oleh seorang manajer investasi dengan bantuan dari para profesional di bidang pengelolaan investasi.
Singkatnya, kamu hanya perlu menyetorkan sejumlah dana sesuai dengan bujet yang ada, lalu biarkan manajer investasi yang akan mengurus dan mengelola reksadana tersebut.

Jenis-jenis Reksadana
Setelah belajar reksadana tahap pertama mengenal pengertiannya, maka berikutnya kamu perlu berkenalan juga dengan jenis-jenis reksadana yang ada.
1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana Pasar Uang, atau Money Market Fund, adalah bentuk investasi yang menggunakan instrumen pasar uang, dan umumnya memerlukan waktu hanya kurang dari satu tahun.
Reksadana pasar uang dianggap sebagai bentuk investasi yang paling sesuai untuk para pemula, karena tingkat risikonya yang relatif rendah. Instrumen yang biasanya ditawarkan antara lain berupa sertifikat deposito, deposito berjangka, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan produk pasar uang yang lain.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Reksadana Pendapatan Tetap adalah jenis reksadana yang investasinya berbentuk efek utang atau obligasi yang memiliki nilai persentase minimal 80%. Jenis reksadana ini dikenal memiliki risiko yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis Reksadana Pasar Uang.
3. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)
Jenis reksadana yang ini adalah campuran dari berbagai instrumen, dan menjadi wewenang manajer investasi untuk menentukan racikannya. Reksadana campuran ini memiliki tingkat imbal yang relatif lebih tinggi, tetapi juga berisiko lebih tinggi, sesuai dengan keuntungan yang bisa didapat.
4. Reksadana Saham (Equity Fund)
Reksadana ini adalah jenis reksadana yang memiliki tingkat risiko paling tinggi, dengan konsep investasi penanaman modal minimal 80% ke dalam saham.
5. Reksadana Syariah
Prinsip yang digunakan dalam reksadana ini adalah yang sesuai dengan ketentuan dan syariah Islam. Karena itu, produknya juga pasti sesuai juga dengan prinsip syariah. Reksadana ini sekarang mulai semakin populer, lantaran banyak juga investor yang mencari manfaatnya yang bisa menghadirkan rasa nyaman dalam keimanan, dan juga keuntungan yang dianggap penuh berkah.

Bagaimana Belajar Reksadana dan Cara Berinvestasi bagi Pemula?
Setelah kamu belajar reksadana mulai dari pengertian dan jenis-jenisnya, sekarang tibalah saatnya memahami bagaimana cara berinvestasi reksadana bagi pemula. Ada 7 tahap yang bisa kamu lakukan di sini.
1. Ketahui Cara Kerjanya
Sudah sedikit disebutkan di atas bahwa cara kerja reksadana adalah dengan melakukan penanaman dana modal yang kemudian akan dibantu pengelolaannya oleh seorang manajer investasi.
Namun, bukan hanya itu. Dalam reksadana ada yang dinamakan verifikasi investasi, yaitu pemecahan masing-masing investasi menjadi beberapa instrumen, sehingga investasi yang kamu lakukan bukan hanya ditanamkan pada satu perusahaan saja.
Nah, belajar reksadana, terutama soal cara kerja secara detail seperti ini, haruslah kamu anggap sebagai hal penting, agar kamu tak bingung dalam mengambil keputusan investasi reksadana nantinya.
2. Pastikan Tujuan Berinvestasi
Coba kamu pikirkan dan tetapkan lagi, apa sih tujuan kamu berinvestasi?
Tujuan utama pastinya adalah untuk mendapatkan keuntungan, tapi ini bukanlah tujuan yang sebenarnya. Tujuan seperti ini hanya akan membuatmu terjebak emosi mana kala kamu tidak mendapatkan keuntungan ataupun ketika terlalu beruntung.
Tujuan investasi seharusnya merupakan sesuatu yang realistis dan dapat diukur, baik dengan jangka waktu maupun nominal. Misalnya saja, kamu punya tujuan berinvestasi untuk persiapan biaya pendidikan atau biaya menikah 3 tahun lagi, atau tujuan jangka panjang sebagai dana pensiun 20 tahun lagi, dan sebagainya.
Nah, bisa melihat perbedaannya, bukan?

3. Kenali Jenis-jenis Reksadana
Mengenali berbagai jenis reksadana dan juga karakteristiknya—yang meliputi tingkat imbal, tingkat risiko, dan alokasi dana investasi—maka kamu pun akan lebih mudah dalam menentukan mana jenis yang sesuai dengan bujet dana dan tujuan kamu berinvestasi.
Kesesuaian karakteristik produk investasi dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuan investasi adalah kunci sukses berinvestasi.
4. Pilih Reksadana yang Paling Sesuai untuk Kamu
Memilih jenis investasi sebaiknya tidak dipengaruhi oleh orang lain atau faktor dari luar, melainkan dari diri sendiri. Seperti sudah disebutkan di poin 3, pilihlah jenis reksadana yang sesuai untuk kamu berdasarkan kemampuan modal dan kebutuhan akan tujuan investasi tersebut.
5. Pahami Istilah-istilah dalam Reksadana
Dalam belajar reksadana, kamu perlu paham beberapa istilah yang bakalan sering kamu dengar. Ini penting, agar kamu lebih lancar dalam prosesnya. Beberapa di antaranya adalah:
- Manajer Investasi: Pihak yang mengelola reksadana secara profesional. Untuk melakukan pekerjaannya, Manajer Investasi harus mendapatkan izin dari OJK.
- WMI (Wakil Manajer Investasi): Orang atau perseorangan yang telah mendapatkan izin dari OJK untuk mewakili kepentingan perusahaan efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi.
- Agen Penjual (APERD): Pihak yang mendapatkan izin sebagai agen penjual reksadana (APERD) dari OJK, dan bertugas untuk mendistribusikan reksadana.
- WAPERD (Wakil Agen Penjual Efek Reksadana): Umumnya WAPERD bekerja di APERD atau di tempat agen penjual efek reksa dana seperti Bank misalnya.
- NAB/Nilai Aktiva Bersih: Total aset reksadana setelah dikurangi seluruh kewajiban yang harus dipenuhi reksadana.
- NAB/Unit: NAB/unit dapat kita peroleh dengan cara membagi total NAB reksadana setelah dibagi dengan total jumlah unit penyerta reksadana yang beredar.
- Tanggal Emisi Reksadana: Tanggal peluncuran reksadana, atau tanggal nilai aktiva bersih perdana.
- Tanggal Efektif Reksadana: Tanggal saat reksadana memperoleh pernyataan efektif dari OJK (otoritas jasa keuangan).
- KIK (Kontrak Investasi Kolektif): Kontrak yang terjadi antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang memiliki kekuatan hukum.
- Bank Kustodian: Bank Kustodian memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek dengan jasa lainnya yang sudah mendapatkan izin dari OJK.
- Kebijakan Investasi: Kebijakan yang berisi tentang ketentuan ke mana dan seberapa banyak dana investor yang terkumpul di reksadana yang dapat diinvestasikan oleh Manajer Investasi.
- Redemption: Penjualan unit reksadana yang dapat dilakukan pada hari bursa. Untuk dapat diproses, investor harus menyerahkan formulir penjualan beserta kelengkapannya sesuai dengan cut off time yang berlaku.
- Subscription: Pembelian unit reksadana yang dapat dilakukan pada hari bursa. Untuk dapat diproses, investor harus menyerahkan formulir pembelian dan memberikan dana pembelian ke pembeli reksadana sesuai dengan cut off time yang telah ditentukan.
- Fund Fact Sheet: Laporan kinerja bulanan reksadana yang diterbitkan oleh Manajer Investasi.
- Asset Under Management (Dana Kelola Reksadana): Dana investor yang dikelola oleh Manajer Investasi dalam reksadana.
6. Lihat Track Record Manajer Investasi
Tahap belajar reksadana berikutnya adalah dengan melihat track record manajer investasi yang akan kamu pilih.
Pastikan mereka:
- Mendapat izin resmi dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.
- Memiliki dana kelolaan yang sudah banyak, yang berarti banyak orang memercayakan dana investasi pada mereka untuk dikembangkan.
- Tidak terlibat dalam kasus-kasus keuangan dan ekonomi pada tingkat berat.
Ingat ya, mereka akan menjadi partner kamu dalam berinvestasi. Adalah wajar jika kamu melakukan riset mendalam dulu terhadap (calon) manajer investasi, sebelum benar-benar menyerahkan dana yang kamu miliki untuk mereka kelola.

7. Belajar dan Memahami Prospektus
Mengenali dan memahami prospektus adalah salah satu tahapan wajib dalam proses belajar reksadana.
Dokumen prospektus biasanya berisikan beberapa hal yang berhubungan dengan reksadana; termasuk di dalamnya adalah fund fact sheet, instrumen apa saja yang bisa untuk dibeli, dan lain-lain. Cara untuk mendapatkan dokumen prospektus ini cukup mudah, karena pada dasarnya setiap manajer investasi diwajibkan untuk memberikan dokumen ini pada (calon) investor secara cuma-cuma.
Jika kamu berinvestasi melalui marketplace reksadana, maka biasanya kamu bisa mengunduh prospektus ini pada aplikasinya.
Itu tadi penjelasan singkat mengenai apa saja yang perlu kamu tahu saat belajar reksadana dan cara berinvestasi bagi pemula.
Kamu juga harus jeli melihat peluang investasi yang ada. Selain itu, pahami bahwa tidak selamanya yang namanya investasi akan membawa keuntungan,mungkin ada saatnya akan mengalami kegagalan atau kerugian. Namun, dengan pengetahuan dasar yang luas saat belajar reksadana, hal-hal tersebut bisa diminimalkan dengan berbagai upaya manajemen risiko.
Selamat memulai perjalananmu berinvestasi reksadana!
Yuk, belajar reksadana lebih jauh lagi! Daftar di berbagai academy yang ada di Ternak Uang, pilih topik sesuai kebutuhanmu, mulai dari personal finance, investasi, asuransi, hingga crypto.
Belum jadi member? Pakai kode promo TUBLOG buat dapetin Diskon Khusus 15% untuk Membership TU Premium!