Jika kamu sudah mengenal analisis teknikal dan fundamental sebagai beberapa teknik untuk mempelajari pasar demi bisa menentukan mana saham yang paling tepat untuk ditransaksikan, maka kamu juga sebaiknya mengenal analisis bandarmology ini.
Terminologi ini populer di circa 2010-an, dan pertama kali diperkenalkan oleh website creative-trader.com.
Apa itu bandarmology? Dan, apa perannya dalam pasar dan pergerakan saham?

Pengertian Analisis Bandarmology
Di pasar saham, ada dua tipe trader dan investor. Yang pertama, tipe Warren Buffett dan tipe Jordan Belfort, seorang tokoh yang dipotretkan oleh Leonardo diCaprio dalam film Wolf of the Wall Street.
Tipe Warren Buffett adalah tipe trader dan investor yang mengerahkan seluruh daya dan upayanya untuk mempelajari profil perusahaan emiten saham yang bersangkutan. Sementara, ia juga mengamati berbagai faktor yang bisa memengaruhi harga dan pertumbuhan saham ke depannya, sebelum kemudian menjadikannya sebagai pedoman untuk pengambilan keputusan trading ataupun investasi.
Tipe Jordan Belfort adalah tipe market maker, yang melalui cara-cara tertentu berhasil menggerakkan harga saham ke arah yang dimauinya.
Bandarmology adalah teknik trading saham dengan melakukan analisis terhadap pergerakan nilai, volume, frekuensi, posisi bid dan offer, serta siapa saja yang terlibat dalam suatu transaksi saham. Teknik ini belakangan banyak digemari, karena bisa dipakai untuk “memenangkan” saham, selain menggunakan analisis fundamental maupun analisis teknikal.
Istilah “bandar” memang selalu berkonotasi kurang bagus. Coba deh, kalau kamu mendengar istilah ini, apa yang pertama kali terlintas di pikiran? Yes, judi. Tapi terminologi ini juga ditemukan di dunia saham, ketika pihak yang disebut “bandar” adalah pihak dengan modal besar, yang dapat menggerakkan saham baik naik ataupun turun.
Hal ini juga tak selalu berarti negatif, karena kalau pergerakan ini terjadi ketika transaksi sedang sepi, maka sebenarnya hal ini akan cukup menolong grafik perdagangan hari yang sama dalam indeks saham yang bersangkutan.
Meski demikian, seperti halnya Jordan Belfort, ada juga banda yang melayani jasa “titipan” penggerakan saham demi menaikkan valuasi, ketika harga saham tak wajar.

Strategi Analisis Bandarmology
Bagaimana sih cara kerja bandarmology ini?
Pihak bandar, bisa jadi perseorangan ataupun sekelompok orang ini, akan bergerak bersama untuk melakukan perdagangan—membeli dan menjual saham—hingga harga saham pun terkerek naik, atau terdesak turun. Kalau dari tipe trader di atas, inilah si “Jordan Belfort”.
Hal ini sesuai dengan prinsip bahwa harga saham tergantung pada demand versus supply. Ketika semakin banyak permintaan, maka harganya akan naik, karena para bandar sedang melakukan akumulasi. Ketika investor ritel menjual pun, maka harganya akan tetap naik. Demikian pula sebaliknya.
Karena para bandar ini umumnya bermodal besar, maka hal ini tidak sulit untuk mereka lakukan.
Maka, di sinilah prinsip analisis bandarmology berlaku, yaitu mengikuti arus yang diciptakan oleh para bandar. Saat mereka menjual saham, maka kita juga harus ikut menjual. Ketika mereka membeli suatu emiten saham, kita juga membelinya. Istilahnya, follow the giant.
Terdengar simpel ya? Memang, karena itu banyak digemari terutama bagi mereka yang mengejar cuan dari trading-trading jangka pendek.

Pergerakan yang Dilakukan oleh Bandar di Pasar Modal
So, dari sedikit paparan di atas, sudah cukup jelas ya, bahwa analisis bandarmology dilakukan dengan cara mengikuti pergerakan para bandar, atau market maker, untuk mendapatkan cuan dari trading yang mereka lakukan.
Dengan demikian, investor ritel akan membeli saham selagi para bandar juga melakukan pembelian, dan menjual ketika para bandar juga melakukan penjualan.
Nah, dari sini, kita bisa melihat 3 jenis pergerakan yang biasanya dilakukan oleh para bandar di pasar saham.
1. Proses akumulasi
Pada proses ini, para trader atau investor besar akan melakukan pembelian suatu emiten, hingga sampai target tertentu ketika mereka menguasai supply saham.
Ciri-ciri terjadinya proses ini:
- Dimulai dalam jangka waktu relatif panjang, dengan aksi beli tipis-tipis tetapi terus menerus agar tidak terlalu drastis pergerakannya.
- Dilakukan pada saham tertentu yang kurang familier di kalangan investor ritel
- Menggunakan lebih dari 1 broker
2. Proses distribusi
Yaitu proses para bandar melepas saham, dengan cara menjual saham milik mereka. Penjualan ini dilakukan ketika harga saham sudah mencapai target tertentu yang sudah mengalirkan sejumlah keuntungan pada mereka.
Ciri-ciri terjadinya proses ini:
- Terjadi ketika ada euforia kenaikan harga saham yang signifikan
- Terjadi dalam waktu yang singkat, setelah berbagai berita sudah muncul terkait isu saham terkait
- Menggunakan lebih dari 1 broker, dan brokernya berbeda dengan yang digunakan jasanya saat berakumulasi
3. Do nothing
Adalah saat-saat ketika para bandar tidak sedang melakukan aksi apa pun terhadap saham. Harga saham tersebut pun menjadi stabil, bahkan cenderung stagnan; volumenya kecil, antrean bid dan offer pun menipis.

Tertarik Belajar Analisis Bandarmology?
Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk belajar analisis bandarmology ini lebih lanjut?
Ternakuang.id punya kelas spesial Pahami Ilmu Bandarmology, dengan narasumber Hans Adisastra dan Bernad M.S, yang akan diselenggarakan tanggal 27 Oktober 2021 loh.
Hans Adisastra adalah seorang student mentor yang sudah berkiprah di Academy of Trading selama lebih dari 4 tahun, dan merupakan mentor teknikal Ternak Uang. Sedangkan Bernad M.S merupakan seorang pemain saham senior sekaligus perencana keuangan yang sudah diakui profesionalitasnya.
Yuk, segera daftarkan dirimu supaya kebagian seat!