Aktivitas trading saham tidak dapat optimal jika seorang trader tidak menerapkan analisis teknikal saat transaksi. Tak heran jika belajar analisa teknikal saham merupakan suatu keharusan bagi trader maupun investor agar memiliki wawasan terkait pola pergerakan harga saham hingga psikologi pasar.

Penggunaan analisis teknikal saham merupakan strategi penting bagi trader saham, selain analisa fundamental. Dengan indikator teknikal saham, trader dibantu memahami cara analisis pergerakan harga, volume transaksi saham, sehingga dapat digunakan untuk memprediksi harga di masa depan.

Baca juga: 7 Langkah Cara Trading Saham Harian untuk Pemula

Jadi, jika kamu berencana membangun portofolio saham lewat kegiatan trading harian atau investasi saham jangka pendek, maka belajar analisa teknikal saham terutama tentang indikator analisis teknikal dapat mengoptimasi dan memaksimalkan investasi kamu.

Analisis Teknikal dan Fundamental: Apa Bedanya dan Mana yang Lebih Baik?

Apa Itu Indikator Teknikal Saham?

Kamu tertarik untuk mulai trading saham, forex, atau investasi jangka pendek lainnya? Maka belajar analisa teknikal saham bisa jadi langkah pertama kamu untuk mulai membangun strategi perdagangan di pasar saham.

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, analisa teknikal adalah metode menganalisis dan mengamati pola-pola pergerakan harga saham, volume transaksi, dan data pasar lainnya sebagai petunjuk untuk memprediksi pergerakan harga selanjutnya.

Lalu, apa itu indikator teknikal saham? Belajar analisa teknikal saham dan memahami indikator dalam hal ini membantu kamu mendapatkan sinyal jual dan beli saat transaksi berlangsung. Biasanya trader menggunakan berbagai macam indikator, pola dan osilator pada perangkat untuk mendapatkan sinyal tersebut.

Indikator sebagai alat trading biasanya berupa grafik yang menghasilkan sinyal dan menunjukkan tren di pasar. Umumnya, terdapat dua tipe indikator teknikal yaitu:

1. Overlay

Indikator yang menggunakan skala berupa garis penentu tren terkait harga saham apakah naik atau turun. Kamu bisa melihat overlay di atas maupun di bawah bar atau candle. Contohnya yaitu pada Moving Average (MA), Bollinger Bands (BB), atau Fibonacci Retracements.

2. Oscillators

Indikator terpisah dari grafik pergerakan harga sebagai perbandingan harga penutupan komoditi dengan rentang harga di periode tertentu. Contohnya yaitu MACD, RSI, atau Stochastic Oscillator.

5 Cara Belajar Saham untuk Pemula dari Kesalahan yang Dilakukan Investor Lain

7 Indikator Analisa Teknikal Saham

Perlu kamu pahami saat belajar analisa teknikal saham, bahwa tyrader dapat menggunakan indikator analisis teknikal yang berbeda sesuai kebutuhan dan cara kerja yang paling cocok dengan gaya mereka. Bahkan, beberapa indikator di bawah ini juga bisa digabungkan agar hasil analisis teknis lebih subjektif.

Penggunaan indikator mempermudah kamu untuk membuat keputusan saat transaksi saham tertentu. So, tidak perlu lama-lama lagi, mari kita pahami 7 indikator analisis teknikal saham yang sering digunakan trader.

1. Moving Averages (MA)

Moving Averages adalah salah satu indikator teknis saham terakurat yang perlu kamu pelajari dalam belajar analisa teknikal saham lanatran banyak diandalkan oleh trader maupun investor. Bahkan, Moving Average jarang sekali menghasilkan sinyal palsu. Pada dasarnya, Moving Average merupakan indikator untuk memprediksi arah tren suatu saham yang sedang berlangsung.

Dalam hal ini, tren memerlukan waktu tertentu agar terbentuk. Tren tidak dapat terbentuk hanya dari satu bar atau satu candle saja, artinya tren tidak dapat terbentuk dalam waktu 1 hari saja. Periode Moving Average yang paling populer adalah 10, 20, 50, 100, dan 200.

Oleh karena itu, MA termasuk dalam Lagging Indicator, yaitu indikator yang kurang responsif untuk mendeteksi perubahan tren dan selalu telat memberi sinyal market reversal. Sehingga MA lebih cocok sebagai indikator teknis untuk investasi jangka panjang.

Baca juga: Cara Analisa Teknikal Saham untuk Pemula: Berkenalan dengan Candlestick Chart

2. Relative Strength Index (RSI)

Kamu juga perlu mempelajari indikator ini dalam belajar analisa teknikal saham. Pasalnya, sering kali RSI digunakan untuk membantu trader mengidentifikasi momentum, kondisi pasar, dan sinyal peringatan untuk pergerakan harga yang berbahaya. RSI dinyatakan dengan skala antara 0 dan 100. Aset di sekitar level 70 sering dianggap overbought, sedangkan aset pada atau dekat 30 sering dianggap oversold.

Sinyal overbought artinya keuntungan jangka pendek mungkin mencapai titik jatuh tempo dan aset mungkin akan mengalami koreksi harga. Sedangkan sinyal oversold menunjukkan penurunan harga jangka pendek mencapai jatuh tempo dan aset mungkin akan naik.

3. Stochastic Oscillator

Apa itu Stochastic Oscillator? Indikator ini memberikan perbandingan harga penutupan pada aset tertentu dengan kisaran harga di waktu tertentu.

Dalam belajar analisa teknikal saham, kamu akan tahu bahwa stochastic oscillator menunjukkan momentum dan kekuatan tren. Biasanya menggunakan skala 0 hingga 100. Jika berada di bawah 20 artinya pasar oversold, sedangkan di atas 80 artinya pasar overbought. Tapi ingat, apabila tren kuat muncul, belum tentu koreksi harga atau reli terjadi. 

4. Moving Averages Convergence Divergence (MACD)

Indikator ini dapat mendeteksi perubahan momentum dengan membandingkan dua rata-rata harga yang bergerak. Dengan begitu, trader dapat mengidentifikasi kemungkinan peluang beli dan jual di sekitar level support dan resistance.

Konvergensi artinya dua rata-rata bergerak datang bersama-sama, sedangkan divergensi berarti kedua rata-rata harga bergerak menjauh satu sama lain. Rata-rata yang bergerak konvergen artinya terjadi penurunan momentum. Di sisi lain, rata-rata yang bergerak divergen artinya momentum meningkat.

5. Fibonacci Retracement

Fibonacci retracement adalah indikator yang juga perlu kamu pahami saat belajar analisa teknikal saham, karena dapat menunjukkan dengan akurat sejauh mana kondisi pasar akan bergerak melawan tren saat ini. Retracement adalah ketika pasar mengalami penurunan sementara (pullback). Indikator ini umumnya digunakan trader untuk mengonfirmasi ketika pergerakan pasar cukup sering.

Hal ini karena fibonacci retracement membantu mengidentifikasi kemungkinan level support dan resistance, yang dapat mengindikasikan tren naik atau turun. Sehingga mereka dapat memutuskan di mana harus menerapkan stop dan limit, atau kapan harus membuka dan menutup posisi mereka.

6. Bollinger Brand (BB)

Bollinger band adalah indikator selanjutnya yang harus dipahami dalam belajar analisa teknikal saham, yang memberikan kisaran pada posisi mana harga suatu aset biasanya diperdagangkan. Lebar pita meningkat dan menurun untuk mencerminkan volatilitas baru-baru ini. Semakin dekat pita satu sama lain – atau semakin ‘sempit’ – semakin rendah volatilitas yang dirasakan dari instrumen keuangan. Semakin lebar pita, semakin tinggi volatilitas yang dirasakan.

Bollinger bands berguna untuk mengenali kapan suatu aset diperdagangkan di luar level biasanya, dan sebagian besar digunakan sebagai metode untuk memprediksi pergerakan harga jangka panjang. Ketika harga terus bergerak di luar parameter atas band, itu bisa menjadi overbought, dan ketika bergerak di bawah band bawah, bisa jadi oversold.

Belajar Analisa Teknikal Saham, Pahami 7 Indikator Ini!

7. Average Directional Index (ADX)

Indikator ADX menggambarkan kekuatan tren harga yang ditunjukkan dengan skala 0 hingga 100. Jika ADX memberi sinyal yang lebih dari 25 dianggap sebagai tren yang kuat, dan angka di bawah 25 dianggap sebagai penyimpangan. Informasi ini dapat digunakan untuk menelaah kemungkinan tren naik atau turun akan berlanjut atau tidak ke depannya.

Rata-rata pergerakan harga yang dideteksi ADX berada di kisaran 14 hari, tergantung frekuensi trader. Namun, ADX tidak menunjukkan perkembangan tren harga, melainkan mendeteksi kekuatan tren saja. Jadi, jika indeks arah rata-rata naik saat harga turun, tandanya terjadi tren penurunan harga yang kuat.

Baca juga: Swing Trading: Pengertian, Risiko, dan Tips Terbaiknya

Dalam belajar analisa teknikal saham, ingatlah bahwa tidak ada indikator teknis yang sempurna. Meski ada di antaranya yang sangat akurat berdasarkan pengalaman kamu, nyatanya tak satu pun yang dapat memberikan sinyal yang 100% akurat sepanjang waktu.

Terlepas dari itu, belajar analisa teknikal saham dapat meningkatkan profitabilitas kamu sebagai seorang trader. Kamu boleh mengombinasikan beberapa indikator, namun jangan menggunakan terlalu banyak sekaligus. Fokus saja pada beberapa yang paling cocok dengan tujuan trading kamu.

Apabila kamu tertarik untuk belajar analisa teknikal saham lebih lanjut, dan membutuhkan informasi lain mengenai dunia investasi, silakan bergabung dengan academy Ternak Uang. Sebagai platform digital yang bergerak di bidang finansial, Ternak Uang menyediakan ribuan konten edukasi investasi dengan berbagai instrumen bagi investor pemula.

Yuk, gabung jadi member Ternak Uang! Ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan, mulai dari akses video modul-modul pembelajaran, ikutan berbagai event, dan masih banyak lagi! Segera daftarkan dirimu, dan mulai langkah pertama untuk sukses menjadi investor!

Belum jadi member? Pakai kode promo TUBLOG buat dapetin Diskon Khusus 15% untuk Membership TU Premium!